Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Judistira Hermawan mempertanyakan cakupan pelayanan air bersih di Jakarta yang masih stagnan. Saat ini, cakupan layanan air oleh BUMD PAM Jaya masih sebesar 65,58 persen.

Artinya, masih banyak rumah tidak bisa mengakses air bersih yang merupakan kebutuhan dasar. Sementara, Pemprov DKI menargetkan pelayanan air bersih menyeluruh kepada warga hingga 100 persen pada tahun 2030.

Belum meningkatnya cakupan layanan air bersih di Jakarta, dianggap Judistira, menjadi tantangan serius. Mengingat, selepas perpindahan Ibu Kota ke Nusantara, Jakarta digadang sebagai kota global.

“Ketersediaan air bersih ini perlu kita pikirkan betul. Jadi nggak business as usualy (rutinitas). Kita bicara untuk kepentingan 3 bahkan 10 tahun ke depan. Dengan status baru Daerah Khusus Jakarta (DKJ) ini sebagai satu kawasan kota global, harus kita pikirkan,” kata Judistira dalam keterangannya, Kamis, 2 Mei.

Judistira juga menyoroti kondisi kekurangan air bersih yang dialami sebagian warga Jakarta diperparah dengan perbedaan kualitas air antarwilayah.

“Saya kira kita harus memikirkan sumber air di Jakarta dengan menambah sumber-sumber air. Kita tahu wilayah Jakarta Utara itu kualitas air beda rasa dengan kualitas air di Jakarta Barat apalagi di Jakarta Selatan. Jakarta Utara ini agak asin,” tutur Judistira.

Judistira pun mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk segera menjalankan program-program di bidang penyediaan air yang dapat berdampak luas dan berkeadilan untuk seluruh warga Jakarta.

“Kita ingin di tahun 2025 ini ada peningkatan kualitas yang lebih baik dalam hal pengelolaan dan pembangunan di Jakarta. Khususnya pemerataan cakupan air bersih,” ungkap Judistira.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin memasang penambahan sambungan baru untuk 77 ribu pelanggan air perpipaan di Jakarta selama tahun 2024.

Perencanaan sambungan baru ini dilakukan secara kontinyu setiap tahunnya demi memenuhi target satu juta sambungan baru hingga tahun 2030.

"Target perluasan jaringan kami tahun ini di angka 77 ribu sambungan baru. Ini angka yang belum pernah dialami suatu kota untuk menyambung air. Terbesar itu pernah mencapai 25 ribu. Jadi, ini tiga kali lipatnya," kata Arief beberapa waktu lalu.

Arief menuturkan, sambungan pelayanan air perpipaan baru pada tahun ini dikerjakan di wilayah Jakarta Timur. PAM Jaya juga mempercepat proses perizinan penyambungan kepada pemerintah pusat.

"Kita kejar waktu, makannya kita untuk mengejar cakupan. Minimal di Timur Jakarta selesai," ungkap Arief.