Bagikan:

TANGERANG - Hardi selaku Pemilik lahan yang melakukan pemasangan beton di pintu masuk SD Lengkong Raya, Serpong Utara, Tangerang Selatan (Tangsel) menyebut pemerintah setempat hanya omongan kosong. Pasalnya, janji membayar tanah sejak 2015 hingga saat ini belum dibayarkan.

“Ngomong doang mau dibayarin sama Pemkot Tangsel dari 2015, saya kan sibuk jadi saya diamkan saja. Sekarang saya sudah pensiun, jadi perlu duit. Jadi dengan status saya yang sudah pensiun jadi mulai saya urus,” kata Hardi saat dikonfirmasi, Rabu, 19 Juli.

Hardi menjelaskan alasannya melakukan pemasangan beton tersebut. Tujuannya untuk memberikan peringatan kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan terkait tanah yang digunakan SD Lekong.

Oleh sebab itu, ia meminta kepada dinas terkait untuk menyelesaikan tanah miliknya ini. Sebab, apabila tidak ditindaklanjuti, ia mengancam akan menutup akses masuk SD Lekong, Serpong, Tangerang Selatan.

“Kalau tidak mau dibayarin terpaksa saya kecilin lagi jalannya, Lebih baik dibayar saja, kalau dibayar 5,5 juta tanah saya yang telah dipakai untuk jalan saya tidak mau. 7 juta lah satu meternya seperti permintaan dari orang kepercayaan saya,” ucapnya.

“(Jika tidak dibayar-red) jangan masuk dari tanah saya, Pemkot Tangsel bisa membeli tanah milik Supriadi yang letaknya di samping sekolah sepanjang 20 meter untuk pintu masuk sekolah. Jangan melalui tanah saya intinya,” tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, ada yang berbeda di Sekolah Dasar (SD) Lengkong Raya, Serpong Utara, Tangerang Selatan (Tangsel) di hari pertama masuk sekolah.

Para pelajar dan guru, dikejutkan dengan berdirinya tembok beton yang mengelilingi area sekolah. Bahkan hampir saja akses masuk ke sekolah tersebut tertutup tembok.

Setelah diketahui, ternyata tembok beton yang berdiri menutupi SD Lengkong Raya sengaja didirikan oleh pemilik lahan, yang merasa kecewa dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel karena belum ada kejelasan mengenai ganti rugi lahan yang dipakai.

Informasi didapat, pemilik lahan bernama Hardi mendirikan tembok beton untuk menutup akses sekolah dan sudah dilakukan sejak Sabtu, 15 Juli 2023.

Disebut-sebut, Hardi si pemilik lahan sudah tidak bisa lagi bersabar menunggu Pemkot Tangsel memenuhi janjinya yakni mengganti rugi tanah akses jalan sekolah tersebut.

Petugas keamanan sekolah bernama Mansur (51), mengaku pasrah saat pemilik lahan mendirikan tembok beton tersebut. Sebab menurut Mansur, itu adalah wewenang pemilik lahan.

"Kami selalu pihak keamanan sekolah tidak bisa berbuat apa-apa. Karena itu memang lahannya pemilik tanah,” kata Mansur kepada wartawan di Tangsel, Senin, 17 Juli.