Bagikan:

JAKARTA - Keputusan Moskow untuk keluar dari Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam juga berarti penghentian komitmen Rusia pada Nota Kesepahaman dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap perjanjian tersebut, kata Sekretaris Jenderal Antonio Guterres pada Hari Senin.

"Dengan keputusan untuk mengakhiri Inisiatif Laut Hitam, Federasi Rusia juga mengakhiri komitmennya untuk 'memfasilitasi ekspor makanan, minyak bunga matahari dan pupuk tanpa hambatan dari Pelabuhan Laut Hitam yang dikuasai Ukraina', seperti yang dinyatakan dalam Ayat 1 Nota Kesepahaman antara Federasi Rusia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa," terangnya, melansir TASS 17 Juli.

Sementara itu, "sejak penandatanganan Nota Kesepahaman, dan juga dengan mempertimbangkan langkah-langkah yang diadopsi oleh Federasi Rusia, perdagangan biji-bijian Rusia telah mencapai volume ekspor yang tinggi dan pasar pupuk menjadi stabil dengan ekspor Rusia yang hampir pulih sepenuhnya, seperti yang dinyatakan oleh Persatuan Eksportir Biji-bijian Rusia dan Asosiasi Produsen Pupuk Rusia," terang Sekjen PBB, menambahkan ia juga menggarisbawahi hal tersebut dalam sebuah suratnya kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Surat saya juga menyebutkan, Federasi Rusia telah menyoroti masalah akses ke SWIFT oleh Bank Pertanian Rusia sebagai faktor kunci yang memengaruhi keputusannya. Dalam hal ini, PBB baru-baru ini menengahi proposal konkret untuk memungkinkan anak perusahaan Bank Pertanian Rusia mendapatkan kembali akses ke SWIFT dengan Komisi Eropa," ungkapnya.

"Surat itu kemudian menjelaskan secara rinci bagaimana caranya: "Kami telah membangun mekanisme pembayaran yang dipesan lebih dahulu untuk Bank Pertanian Rusia melalui JP Morgan di luar SWIFT," tambahnya.

Diketahui, Rusia pada Hari Senin memutuskan tidak memperpanjang kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang ditengahi PBB dan Turki.

Sebelumnya, kapal terakhir pengangkut biji-bijian meninggalkan Ukraina di bawah kesepakatan pada Hari Minggu. Kesepakatan ini telah diperpanjang beberapa kali, tetapi akan berakhir pada Hari Senin.

Rusia telah mengatakan selama berbulan-bulan, persyaratan untuk perpanjangan perjanjian belum terpenuhi, mengatakan bagian menyangkut Rusia belum diimplementasikan.

"Faktanya, perjanjian Laut Hitam tidak lagi berlaku hari ini," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada para wartawan, seperti mengutip Reuters.

"Sayangnya, bagian dari perjanjian Laut Hitam yang menyangkut Rusia belum diimplementasikan sejauh ini, sehingga efeknya dihentikan," lanjut Peskov.

Moskow diketahui telah lama mengeluhkan masih ada hambatan terhadap ekspor biji-bijian dan pupuknya, meskipun hal ini tidak secara langsung disetujui oleh Barat, mengajukan serangkaian tuntutan yang menurutnya belum dipenuhi.

"Segera setelah bagian Rusia dari perjanjian ini dipenuhi, pihak Rusia akan kembali ke implementasi kesepakatan ini, segera," kata Peskov.

Peskov menambahkan, keputusan ini tidak terkait dengan serangan yang terjadi di jembatan Krimea yang disebutnya sebagai aksi teroris dan menyalahkan Ukraina.

"Ini adalah peristiwa yang sama sekali tidak berhubungan. Bahkan sebelum serangan teroris, posisi ini telah diumumkan oleh Presiden Putin," tandas Peskov.

Rusia mengancam keluar dari kesepakatan tersebut, mengatakan tuntutannya untuk meningkatkan ekspor biji-bijian dan pupuknya sendiri belum dipenuhi. Rusia juga mengeluhkan tidak cukupnya biji-bijian yang sampai ke negara-negara miskin.

Permintaan utama Rusia adalah agar Bank Pertanian Rusia (Rosselkhozbank) dihubungkan kembali ke sistem pembayaran internasional SWIFT. Bank diputus dari SWIFT oleh Uni Eropa pada Juni 2022, karena invasi ke Ukraina.