Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Dudi Gardesi mengaku bahwa program Gerebek Lumpur, yakni pengerukan untuk menampung air hujan sebagai pencegahan banjir Jakarta tak kunjung selesai dilakukan.


Dudi mengibaratkan pengerukan kali seperti memotong rumput di jalan tol. Kata dia, ketika kali, sungai, atau waduk dikeruk, lumpur yang ada akan kembali mengendap. 


"Kalau dihitung kapan selesai, ini merupakan pekerjaan seperti motong rumput di jalan tol. Kalau kita mulai potong di kilometer 0 dan selesai di kilometer 60, rumput di kilometer 0-nya sudah tumbuh lagi. Pengerukan itu seperti itu siklusnya," kata Dudi dalam diskusi virtual, Kamis, 28 Januari.


Dengan demikian, Dudi menyebut bahwa Gerebek Lumpur adalah program yang tak berkesudahan dan mesti dilakukan berulang kali tiap lokasi. "Jadi memang ada yang terkonsentrasi, ada yang memang sporadis. Sehingga, semuanya kita jalankan," ungkap dia.


Lebih lanjut, Dudi menyebut saat ini Dinas SDA mengonsentrasikan lokasi pengerukan di beberapa tempat yang tadinya tidak terlalu menampung air hujan, menjadi berfungsi sebagai pengendali banjir.


"Seperti di Pondok Ranggon, daerah kita sudah kuasai dari dulu tapi tidak berfungsi sebagai pengendali banjir," ucap Dudi.