BKKBN Sebut Film Tema Keluarga Bisa Dijadikan Media Efektif Pemerintah Informasikan Bahaya stunting
Ilustrasi penonton mulai memadati bioskop jelang diputarnya film. (Freepik)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan film bertemakan keluarga dapat dijadikan media efektif bagi pemerintah menyalurkan informasi terkait bahaya stunting.

"Terinspirasi film Unyil yang dicintai anak-anak, kita harus berpikir keras bagaimana kita bisa menciptakan sesuatu yang ada di hati keluarga, bukan di hati anak-anak saja,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat audiensi bersama Produksi Film Negara (PFN) di Kantor BKKBN Pusat Jakarta, Rabu 12 Juli, disitat Antara.

Hasto menuturkan, stunting merupakan isu yang bisa digunakan untuk mengajak BUMN bekerja sama menghasilkan film maupun video tentang stunting untuk dipublikasikan pada beragam platform, seperti milik PFN.

Video bisa diselipkan pesan seperti bahaya perkawinan anak, pentingnya menjaga kesehatan calon ibu sejak usia remaja sampai menyoroti pemberian asupan gizi yang baik atau pola asuh dalam keluarga.

Kerja sama yang akan terjalin antara BKKBN dan PFN dalam meningkatkan kualitas keluarga melalui berbagai saluran informasi, harus selalu berinovasi mengikuti perkembangan isu terkini yang berkaitan dengan keluarga dan juga stunting.

Hasto berpesan agar produk yang dihasilkan PFN-BKKBN harus bersandarkan pada tiga filosofi Jawa yakni tuntunan, tontonan, dan tatanan.

"Tuntunan itu memberikan pendidikan, tontonan itu menjadi hiburan, dan tatanan itu menyampaikan regulasi bahwa ada aturan-aturan," katanya.

Dewan Pengawas PFN Rosarita Niken Widiastuti mengatakan PFN ingin berkolaborasi dengan BKKBN untuk menyebarkan bahaya masalah kesehatan anak itu dengan menyediakan platform-platform penyebarluasan informasi yang dimiliki PFN.

Rosarita mengatakan video yang produksi PFN selalu berkolaborasi dengan rumah produksi dan muatannya selalu memperhatikan kearifan budaya lokal, sehingga hasil yang didapatkan sesuai kebutuhan daerah bersangkutan.

"Kita benar-benar mem-branding budaya lokal dengan teman-teman lokal di seluruh Indonesia untuk memproduksi informasi yang sebenarnya dibutuhkan sama masyarakat ataupun justru men-set apa nih yang harus disebarluaskan di platform PFN, termasuk terkait stunting,” pungkasnya.