Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala BKKBN, Dr. H. Wihaji, S.Ag., M.Pd, yang baru dilantik Presiden Prabowo Subianto sebagai bagian dari Kabinet Merah Putih, bergerak menyusun strategi dan konsep untuk menjalankan tugasnya.

Bersama dengan wakil menterinya, Isyana Bagoes Oka, Wihaji telah mempersiapkan sejumlah langkah-langkah konkret agar bisa segera menunaikan tanggung jawabnya secara efektif. 

Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ini merupakan hasil peningkatan fungsi dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada pemerintahan sebelumnya.

Salah satu prioritas utama Wihaji adalah mempercepat penanganan stunting, yang ia sebut sebagai “War on Stunting.”

Wihaji menegaskan, perang melawan stunting harus memiliki arah dan fokus yang jelas, mulai dari menentukan lokasi prioritas, target sasaran, petugas yang bertanggung jawab, metode yang digunakan, hingga biaya yang dibutuhkan. 

Semua langkah tersebut akan dipublikasikan secara transparan agar masyarakat dapat mengetahui perkembangan dan dampaknya.

"Dalam memerangi stunting, kita perlu memahami di mana lokasinya, siapa targetnya, petugasnya, caranya seperti apa, biayanya berapa, fokusnya kelihatan dan dipublikasikan. Mungkin sejauh ini banyak gerakan dari BKKBN namun belum banyak terekspos," kata Wihaji dalam sambutannya di Auditorium BKKBN Pusat, Jakarta, Selasa, 22 Oktober 2024. 

Ia juga menggarisbawahi, tujuan utama program ini adalah mencegah kehilangan generasi penerus. 

“Presiden meminta agar kita tidak sampai kehilangan generasi karena masalah stunting dan tantangan lainnya,” tambahnya.

Selain penurunan stunting, BKKBN juga memiliki tanggung jawab dalam membangun keluarga yang berkualitas, dengan tujuan menciptakan gold generation Indonesia. 

Wihaji menyebut, konsep ini bertujuan menghilangkan risiko “lost generation” atau generasi yang gagal berkembang. 

"Kita mengukur kemajuan bukan hanya dengan angka tetapi dengan pencapaian kualitas manusia, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga kecerdasan," ujarnya.

Wihaji juga menekankan pentingnya kerja sama dan koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait dalam menjalankan program-program ini. Selain itu, setiap kebijakan juga tidak bisa diukur hanya dari hasil jangka pendek.

“Kami memiliki semangat yang sama untuk melaksanakan arahan Presiden, dan setiap langkah akan didukung oleh kolaborasi antarlembaga,”

"Program ini menyangkut manusia, dan perubahan seperti ini membutuhkan waktu. Kita tidak bisa hanya melihat pencapaian harian, tetapi harus mempertimbangkan hasil jangka menengah dan panjang,” jelas Wihaji.

Lebih lanjut, dalam mencanangkan programnya itu, Wihaji serta timnya di Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga bakal menjadwalkan untuk membahas lebih lanjut arahan dari Presiden Prabowo Subianto serta menyusun target konkret untuk jangka pendek, menengah, hingga panjang. 

"Kami ingin menciptakan SDM unggul, cerdas, dan siap membawa Indonesia melangkah lebih jauh di masa depan. Ini adalah perjuangan jangka panjang, tapi dengan niat serius dan ikhlas, insyaAllah bisa tercapai," tutupnya.