Rentan Terjadi Kriminal, Bangladesh Kirim Ribuan Pengungsi Rohingya Ke Pulau Kecil
Ilustrasi (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Bangladesh akan memindahkan 3 ribu lebih pengungsi etnis Muslim Rohingya ke sebuah pulau kecil di Teluk Benggala, Bhasan Char. Hal itu dilakukan karena kondisi pengungsi Rohingya yang menyedihkan di kamp-kamp perbatasan. Lebih lagi, keramaian kamp-kamp dapat memunculkan tindak kriminal.

"Kemungkinan besar, mereka akan dibawa ke Chittagong besok dan keesokan harinya, mereka akan dikirim ke Bhasan Char dari sana," kata Komodor Angkatan Laut, Abdullah Al Mamun Chowdhury dikutip Reuters, Kamis, 28 Januari. 

“Terakhir kali, kami memiliki persiapan untuk 700 hingga 1.000 tetapi akhirnya lebih dari 1.800 Rohingya pindah ke sana. Orang yang pindah lebih awal memanggil kerabat dan teman mereka untuk pergi ke sana. Itulah mengapa lebih banyak orang pergi ke sana,” tambahnya.

Bangladesh pun membenarkan bahwa kepindahan pengungsi Rohingya dimaksud untuk mengurangi kepadatan berlebih di kamp-kamp di Cox’s Bazar. Apalagi, kondisi ramai pengungsi yang memungkinkan tindak kriminal dapat terjadi.

Senafas dengan itu, pemerintah menepis kekhawatiran dunia bahwa kepindahan pengungsi Rohingya ke pulau bukan jawaban tepat. Sebab, empunya kebijakan meyakinkan bahwa di pulau tidak akan banjir karena pembangunan tanggul sudah dilakukan. kehadiran tanggul akan melindungi pulau bersama dengan perumahan bagi 100 ribu pengungsi serta fasilitas lainnya seperti rumah sakit.

 “PBB sebelumnya telah berbagi kerangka acuan dengan pemerintah untuk penilaian teknis dan perlindungan untuk mengevaluasi keselamatan dan keberlanjutan kehidupan di Bhasan Char, meskipun kami belum diizinkan untuk melakukan penilaian ini,” kata badan pengungsi PBB.

“Kami menekankan bahwa semua pergerakan ke Bhasan Char harus sukarela dan berdasarkan informasi lengkap mengenai kondisi kehidupan di pulau dan hak serta layanan yang dapat diakses oleh para pengungsi di sana,” tambah pernyataan tersebut.

Sebelumnya, pemerintah Bangladesh mengatakan relokasi itu sukarela. Akan tetapi, beberapa pengungsi dari kelompok pertama yang pergi ke pulau awal Desember lalu berbicara tentang adanya pemaksaan relokasi.Sementara itu, Rohingya adalah kelompok minoritas yang melarikan diri dari kekerasan pemerintah Myanmar yang mayoritas beragama Buddha.