Bagikan:

JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (KAI) tengah menguji coba penggunaan bahan bakar minyak sawit 100 persen sebagai sumber energi utama penggerak rangkaian kereta.

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan pihaknya optimistis penggunaan bahan bakar diesel dengan material sawit merupakan langkah yang adaptif dan solutif dalam situasi pandemi seperti saat ini.

“Di masa pandemi kita bekerja extraordinary. Untuk itu KAI berinovasi untuk meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan sehingga akan lebih ramah lingkungan,” ujarnya dalam keterangan pers.

Selain itu, bos perusahaan transportasi tu juga dikabarkan tengah menggunakan skema big data untuk mengetahui minat dan kebiasaan pelanggan. Hal tersebut dimaksudkan agar mampu mengefisienkan petugas dengan tetap memastikan operasional kereta api dengan lancar.

“Kami berencana mengembangkan digitalisasi perawatan sarana berbasis artificial intelligence,” kata Didiek.

Kemudian, situasi pandemi saat ini, KAI akan menggunakan Gajah Mada Electric Nose COVID-19 atau GeNose C19 di layanan perusahaan yang digunakan sebagai alat screening bagi pengguna jasa transportasi kereta api.

GeNose C19 adalah alat pendeteksi virus corona yang dikembangkan para peneliti di Universitas Gajah Mada dan sudah mendapatkan Izin Edar dari Kementerian Kesehatan.

Adapun pengambilan sampel dari GeNose C19 berupa embusan napas dan hasil tes dapat langsung diketahui hanya dalam waktu 3 menit. Tarifnya pun diperkirakan berkisar di Rp20.000 untuk satu kali tes dengan akurasi diatas 90 persen.