Bagikan:

JAKARTA - Hampir 100 orang tewas di negara bagian Uttar Pradesh dan Bihar, India saat bagian utara dan timur negara itu diterjang gelombang panas.

Sedikitnya 400 orang dirawat di rumah sakit distrik di Ballia di Uttar Pradesh dengan keluhan demam, sesak napas dan komplikasi kesehatan lainnya.

Dari jumlah itu, 54 orang meninggal diduga karena serangan jantung, stroke dan diare, kata para pejabat. Sebagian besar pasien berusia di atas 60 tahun dan memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya.

Suhu tertinggi di distrik tersebut mencapai 3°C pada Hari Minggu, lima derajat di atas kisaran normal suhu bulanan. Terkait dengan kematian yang terjadi, pemerintah membuka penyelidikan.

"Sebagian besar pasien yang datang berobat mengeluh awalnya nyeri dada, sesak napas, kemudian demam. Kami sedang melakukan tes," jelas Dr AK Singh yang memimpin penyelidikan, seperti mengutip The National News 20 Juni.

Sementara, Dr. SK Yadav, kepala pengawas medis di rumah sakit Ballia, sebelumnya mengatakan sekitar 300 pasien dirawat di rumah sakit karena berbagai penyakit yang diperparah oleh gelombang panas.

Di negara bagian tetangga Bihar, panas terik mencengkeram sebagian besar wilayah. Setidaknya 42 kematian dilaporkan di dua rumah sakit di ibu kota negara bagian Patna pada akhir pekan.

Lebih dari 200 orang yang menderita diare dan muntah-muntah dirawat di rumah sakit. Kota ini mencatat suhu maksimum 44,7°C pada Hari Sabtu.

Sementara itu, Departemen Meteorologi India memperkirakan kondisi gelombang panas yang parah akan terjadi di Negara Bagian Andhra Pradesh, Madhya Pradesh, Odisha dan Jharkhand minggu ini.

Pihak berwenang telah memperpanjang liburan musim panas untuk anak sekolah di Madhya Pradesh dan Jharkhand.

Para ahli mengatakan, gelombang panas adalah hasil dari musim hujan yang tertunda. Sistem monsun biasanya memasuki daratan India dari negara bagian selatan Kerala sekitar 1 Juni. Tetapi, tahun ini tertunda seminggu karena Topan Biparjoy, menyebabkan curah hujan 37 persen lebih sedikit.

"Kondisi gelombang panas terjadi di banyak bagian timur India, bagian timur Uttar Pradesh, karena musim hujan yang tertunda. Itu seharusnya mencapai bagian timur Uttar Pradesh, tetapi masih di atas timur laut India," terang Mahesh Palawat, wakil presiden lembaga prakiraan cuaca swasta Skymet Weather, mengatakan kepada The National.

"Tahun ini kami telah melihat awal monsun yang tertunda karena topan. Gerakannya sangat lambat. Itu adalah topan terpanjang yang bertahan di laut dalam. Sampai di atas Laut Arab, itu membatasi aliran monsun di Semenanjung Selatan," urainya.

Diketahui, negara berpenduduk 1,4 miliar jiwa ini telah merasakan gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya selama beberapa tahun terakhir.

Tahun lalu, India mengalami salah satu musim panas terhangat sejak pencatatan dimulai pada 1901.

Sementara negara bagian utara dan timur menunggu hujan, hujan monsun telah melanda negara bagian selatan Tamil Nadu dan Kerala.