3 Risiko Bisnis Hewan Kurban yang Harus Dipertimbangkan Pedagang
Ilustrasi hewan kurban sapi (ANTARA)

Bagikan:

YOGYAKARATA – Bisnis hewan kurban menjamur menjelang Hari Raya Idul Qurban. Banyak masyarakat yang memanfaatkan peluang tersebut secara dadakan. Sebenarnya, seberapa besar risiko bisnis hewan kurban? Berapa jumlah modal yang dibutuhkan?

Artikel berikut ini akan membuka wawasan pembaca tentang bisnis hewan yang dijadikan sebagai hewan kurban yakni kambing dan sapi.

Risiko Bisnis Hewan Kurban

Seperti diketahui, bisnis hewan kurban adalah bisnis jual hewan ternak berupa sapi dan kambing yang bertujuan untuk menyediakan kebutuhan hewan kurban saat Iduladha. Pengusaha yang membuka bisnis ini menjelang Iduladha memperhitungkan kebutuhan hewan kurban yang melonjak di banding hari biasa. Tingginya permintaan hewan kurban menjelang Iduladha tak hanya terjadi di beberapa wilayah, namun di seluruh wilayah mengingat Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar.

Bagi Anda yang memiliki rencana untuk membuka bisnis hewan kurban menjelang Iduladha, ada beberapa hal yang harus disiapkan yakni sebagai berikut.

  1. Sapi dan Kambing

Tentu hewan ternak jadi barang paling penting dalam berbisnis hewan kurban, yang paling umum dan banyak dicari adalah sapi dan kambing. Anda bisa menyediakan sapi dan kambing dalam berbagai ukuran. Namun pastikan barang hewan memiliki penampilan yang baik dan sehat untuk menjaga keamanan dan kehigienisan.

  1. Kandang Ternak

Kandang ternak sangat penting dalam bisnis ini. Kandang dimaksudkan sebagai semacam showroom untuk hewan yang dijual. Pebisnis bisa menyewa tanah kosong atau tempat sementara untuk menempatkan hewan kurban. Pembeli yang ingin melihat ternak kurban bisa mendatangi kandang untuk memilih sendiri hewan mana yang akan dibeli, baik sapi atau kambing.

  1. Karyawan Kandang

Pengusaha juga harus menyediakan karyawan kandang yang memiliki pengetahuan tentang hewan ternak. Karyawan kandang bertanggung jawab untuk merawat ternak dan kandang, memandu pembeli, hingga membantu proses pendistribusian hewan ternak sampai ke tangan pembeli.

  1. Pakan Ternak

Biasanya hewan ternak akan ditempatkan di kandang selama beberapa minggu sebelum hari raya Iduladha. Oleh karena itu kebutuhan pakan ternak harus tercukupi. Hewan ternak harus tetap terawat dan terjaga kesehatannya.

  1. Mobil Pickup

Pedagang hewan ternak juga membutuhkan mobil pengantar ternak, bisa berupa pick up maupun truk. Mobil tersebut digunakan untuk mengantar hewan ternak pesanan pembeli untuk diantar ke masjid atau tempat yang digunakan sebagai lokasi penjagalan hewan ternak.

Meski cukup menggiurkan, bukan berarti bisnis ini tidak memiliki risiko. Beberapa risiko bisnis hewan kurban adalah sebagai berikut.

  1. Hewan Terkena Penyakit

Salah satu risiko yang harus diantisipasi adalah penyakit ternak. Terlebih belum lama ini muncul wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak. Oleh karena itu pedagang harus mengantisipasinya dengan baik seperti pemberian vitamin hingga pakan yang berkualitas tinggi.

  1. Hewan Stres dan Mati

Biasanya pedagang hewan kurban mendatangkan ternak dari berbagai wilayah. Tak jarang pula hewan tersebut harus menempuh perjalanan berjam-jam menggunakan truk atau mobil pengangkut lain. Kondisi tersebut dapat memicu stres pada hewan hingga berujung pada kematian.

  1. Surplus Hewan Ternak di Pasar

Potensi hewan ternak mengalami surplus di pasar juga harus dipertimbangkan. Besarnya peluang bisnis hewan kurban membuat masyarakat beramai-ramai menjual hewan ternak kurban hingga menyebabkan barang berlebih dan harga anjlok.

Itulah beberapa risiko bisnis hewan kurban di Indonesial. Untuk mendapatkan informasi menarik lain kunjungi VOI.ID.