Dipanggil ke Istana, Presiden Jokowi Perintahkan Menteri LHK Antisipasi Kemarau Panjang
Ilustrasi: Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar (kanan) meninjau Pusat Persemaian Mentawir di Penajam Paser Utara, Kaltim/ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengantisipasi kemarau panjang yang diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bakal terjadi tahun ini.

Menurut Deputi Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat memanggil Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar ke Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat, 16 Juni. 

"Bapak Presiden mengingatkan bahwa musim kemarau di tahun ini akan lebih panjang karena BMKG sudah memberikan prediksi 2023 akan mengalami kemarau yang lebih panjang dibanding tahun-tahun sebelumnya," kata Bey dalam keterangan tertulisnya kepada awak media dikutip dari Antara.

Oleh karena itu, lanjut Bey, Presiden Jokowi meminta Kementerian LHK mengantisipasi kemarau panjang tersebut lewat koordinasi dan kerja sama dengan instansi terkait.

Bey sebelumnya menjelaskan bahwa Menteri LHK Siti Nurbaya dipanggil Presiden Jokowi untuk membahas persoalan polusi udara yang tengah memburuk belakangan ini, terutama di Jakarta.

Sementara Menteri LHK Siti Nurbaya melapor kepada Presiden Jokowi perihal persiapan keikutsertaan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim COP28 yang akan dilangsungkan di Uni Emirat Arab (UEA) pada akhir tahun ini.

"(Menteri LHK) juga melaporkan tentang alat-alat monitoring polusi udara yang dimiliki," kata Bey.

Sebagaimana diketahui, kualitas udara Jakarta beberapa hari terakhir disoroti karena berada di urutan tiga teratas terburuk dunia. Data IQAir pada Kamis (15/6) mencatat kualitas udara Jakarta dengan level AQI US 141 yang hanya lebih baik dibandingkan Minneapolis, Amerika Serikat (AQI US 191) dan Doha, Qatar (AQI US 149).

Berkenaan dengan antisipasi musim kemarau, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan Indonesia saat ini dihadapkan dua fenomena iklim secara bersamaan yakni El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif, yang menimbulkan potensi kemarau hingga kekeringan seperti pada 2019.

BMKG memprediksi puncak musim kemarau 2023 di Indonesia terjadi pada Juli-September dengan cakupan 582 zona musim (zom) atau 83 persen dari total 699 zom Indonesia.