Bagikan:

JAKARTA - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) memastikan jemaah calon haji disabilitas mendapatkan layanan pendamping saat ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) atau masyair.

"Bagi jemaah haji yang betul-betul membutuhkan, misalnya mereka yang tidak bisa melihat (tunanetra) maka diperlukan pendamping," kata Kasi Pelayanan Jemaah Lansia dan Disabilitas Daerah Kerja (Daker) Madinah Arif Nurrawi, di Madinah, Arab Saudi, Kamis 15 Juni, disitat Antara.

Menurut Arif, pendamping bagi jemaah haji disabilitas tersebut boleh berasal dari keluarga, kerabat maupun dari kelompok terbang (kloter) jemaah. Sejauh ini, pihaknya telah menyosialisasikan pendamping disabilitas kepada masing-masing kloter.

"Kami mengimbau keluarga atau rombongan agar saling membantu sebagai bentuk kepedulian sesama jemaah," tuturnya.

Saat ini, lanjut Arif, pihaknya masih melakukan pendataan berapa jumlah jemaah penyandang disabilitas. Menurutnya, data tersebut nantinya sebagai dasar bagi petugas di Armuzna.

"Kami masih mendata kembali berapa jumlah jemaah yang difabel atau berkebutuhan khusus. Kami tidak ingin nanti datanya berubah karena beberapa data yang dari Tanah Air masih perlu validasi kembali. Ini untuk kepentingan nanti di Armuzna," katanya.

Selain itu, lanjut Arif, pihaknya juga telah menyiapkan kursi roda bagi jemaah haji lansia dan berkebutuhan khusus.

Arif mengatakan upaya tersebut merupakan bagian dari layanan yang diberikan kepada jamaah haji sesuai perintah dari Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas.

"Tema penyelenggaraan haji tahun ini, ramah lansia dan berkeadilan. Pertama yang menjadi prioritas bagaimana mengutamakan, melayani, dan melindungi para jamaah lebih khusus jamaah lansia," katanya.

Arif menyebut jumlah jemaah calon haji lansia pada pelaksanaan ibadah haji 1444 H/2023 M sebanyak sepertiga dari jamaah reguler atau sekitar 66.943 orang, sehingga aktivitas jamaah haji harus benar-benar dipantau oleh seluruh petugas haji dari semua layanan.

"Jadi, kami dari petugas layanan lansia berkoordinasi secara aktif, baik di daker maupun di sektor, khususnya perangkat kelompok terbang (kloter), ketua kloter, pembimbing, dan tenaga kesehatan bahwa kita punya tugas yang sama untuk mengutamakan dan melindungi jamaah lansia" kata dia.

Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) pada Kamis pukul 10.30 waktu Arab Saudi sudah 402 kloter dengan 152.852 calon haji dan 46.152 orang di antaranya lansia.