MADINAH - Sebanyak 6.300 calon haji khusus atau nonreguler mulai meninggalkan Madinah menuju Mekkah pada Rabu (14/6) dan seluruhnya telah mengenakan pakaian ihrom sejak dari hotel bintang lima tempat menginap.
Kepala Seksi Pengawasan Haji Khusus PPIH Daker Madina Rudy N Ambari ditemui di sela pemberangkatan jemaah di Hotel Dallah Taibah menjelaskan seluruh jemaah haji khusus tersebut berasal dari 59 penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK).
"Masih ada 600-an calhaj yang masih tinggal di Madinah untuk melaksanakan Arbain dan ziarah," kata Rudy dilansir ANTARA, Rabu, 14 Juni.
Rudy menjelaskan masa tinggal jamaah nonreguler selama di Madinah, tercatat empat sampai sembilan hari, tergantung kontrak dengan PIHK.
Rudy menjelaskan total jemaah haji khusus yang diawasi Kemenag selama penyelenggaraan ibadah Haji 2023 sebanyak 6.827 orang yang diberangkatkan oleh 59 usaha jasa travel haji PIHK berizin.
Dari data siskohat Kemenag, jemaah itu tersebar di sekitar 16 hotel bintang lima di wilayah Markaziyah Syimaliyah.
Jemaah khusus ini menginap di hotel dengan selisih varian harga sewa kamar 300 hingga 500 Real Saudi atau tergantung fasilitas, sedangkan di sisi konsumsi, katering jamaah reguler disajikan makanan dalam box aluminium foil tiga kali sehari.
Box makan ini termasuk, buah, makanan desert, dan air mineral, sementara haji khusus makanannya dalam bentuk prasmanan ala carte hotel.
BACA JUGA:
Jemaah bisa memilih setidaknya tiga hingga empat varian makanan, ala Indonesia, Amerika, Eropa, dan Arab, belum termasuk aneka buah, suplemen minuman.
Fasilitas lain, seperti pembimbing ibadah, tim dokter, handling baggage dan pemandu ziarah, relatif sama dengan haji reguler.
Rata-rata paket ibadah haji khusus ditawarkan dengan harga Rp250 juta-Rp300 juta per calhaj dengan waktu tunggu saat ini sekitar tujuh tahun.
Pelayanan PIHK dalam penyelenggaraan ibadah haji diawasi oleh Kementerian Agama melalui PPIH. Pengawasan itu untuk memastikan PIHK memberikan fasilitas dan pelayanan sesuai yang dijanjikan kepada jamaah.
Richan Mudzakar, Direktur Arminareka mengatakan tahun ini pihaknya mendapatkan kuota 1.329 orang dan seluruhnya bisa meninggalkan Madinah menuju Mekkah dalam sekali pemberangkatan.
"Alhamdulillah bergerak dari Madinah ke Mekkah dengan 30 bus. Kami berada di Madinah delapan hari dan nantinya di Mekkah selama delapan hari," kata Richan.
Jumlah lansia dalam rombongan, lanjut Richan, ada 34 orang yang mengenakan kursi roda dan seluruhnya bisa diberangkatkan ke Mekkah, tidak ada yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) maupun di rumah sakit.