Estimasi Berat Fajri Rifana Lampaui Timbangan Standar, Tim Medis RSCM Butuh Alat Khusus untuk Penanganan
Direktur Utama RSUPN RSCM Jakarta, dr Lies Dina Liastuti, SpJP(K), MARS, (kedua kiri) didampingi tim medis dalam konferensi pers di RSCM/ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUP) Cipto Mangunkusumo Jakarta Lies Dina Liastuti mengemukakan, bobot tubuh pasien obesitas asal Tangerang, Moch Fajri Rifana (26), melampaui angka timbangan berstandar maksimal 150 kg.

"Mengenai berat sesungguhnya, memang yang kami terima itu berdasarkan berat estimasi, pertama dikirim dengan estimasi berat 260 kg, tetapi kami memang harus mengukur secara aktual berapa," kata Lies dalam konferensi pers di RSCM Jakarta, dilansir dari Antara, Rabu, 14 Juni. 

Alat timbang badan berstandar yang tersedia saat ini memiliki angka maksimal seberat 150 kg. Sehingga jika dipaksakan, alat tersebut bisa patah.

"Memang timbangan untuk bobot di atas 150 kg tidak ada, yang ada timbangan yang beratnya maksimal 150 kg, lebih dari itu gak bisa timbang, dia patah," katanya.

Hingga kini, upaya penanganan obesitas yang dialami pasien didasari atas angka estimasi berat badan sekitar 260 kg.

Lies mengatakan penanganan Fajri sangat tidak biasa oleh tim medis di RSCM, karena bobotnya yang terlampau lebih berat bagi orang dewasa pada umumnya di Indonesia.

Kondisi itu berisiko mengganggu metabolisme tubuh akibat beban yang terlalu besar, sehingga jantung dan paru-paru harus bekerja ekstra.

"Apalagi dia tidak pernah bergerak, jadi kondisi di rumah atau kondisi lingkungan yang lembab itu menimbulkan masalah di paru-paru,"ujarnya.

Demikian pula pada jaringan kulit yang mengalami infeksi akibat gesekan di lipatan kulit.

"Paru-parunya menjadi sesak karena ada infeksi dan sebagainya," katanya.

Kondisi itu mendorong tim medis dari multi-disiplin keilmuan perlu mengecek fungsi jantung, paru-paru, ginjal, sampai dengan hati untuk memastikan seluruhnya dalam kondisi stabil.

"Pasien datang dengan kondisi yang sesak napas dan komplikasinya lebih banyak," katanya.

Untuk melakukan diagnosa terhadap pasien juga dibutuhkan alat khusus, contohnya untuk memasukkan satu alat ke dalam tubuh dengan jaringan kulit yang tebal.

"Karena menembus otot yang begitu tebal untuk mencari pembuluh darahnya kemudian panjangnya juga, dan ternyata memerlukan beberapa alat khusus yang kami harus beli secara tersendiri di luar dari persediaan yang kami punya untuk pasien normal," katanya.

Fajri merupakan pasien obesitas yang sebelumnya dirujuk dari RSU Kota Tangerang dan tiba di RSCM pada Jumat (9/6) malam.

Warga Jalan Kedaung No125 RT02 RW02 Kelurahan Larangan Indah, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang itu dipastikan kesulitan beraktivitas sebab timbunan lemak di tubuhnya.