Bagikan:

NTT - Pemerintah Kota Kupang di Nusa Tenggara Timur (NTT) menyoroti lahan hidup atau tidur milik warganya di tengah musim kemarau lebih kering tahun ini.

Penjabat Wali Kota Kupang George Melkianus Hadjoh meminta warganya yang memiliki lahan menjaga, bahkan mengantisipasi terjadinya kebakaran dengan tidak membersihkannya dengan cara membakar.

"Kondisi cuaca di Kota Kupang dalam beberapa pekan terakhir terasa sangat panas sehingga sangat rawan terhadap terjadinya kebakaran terutama pada lahan-lahan tidur yang tidak diolah sebagai lahan pertanian oleh warga," katanya di Kupang, NTT, Jumat 9 Juni, disitat Antara.

George menambahkan, hal itu terkait adanya peringatan dini dari BMKG tentang adanya dua fenomena gangguan iklim yaitu El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang melanda Indonesia pada Juni 2023.

Ia mengatakan dalam kondisi cuaca panas yang melanda Kota Kupang tentu sangat rawan terhadap terjadinya kebakaran terutama pada lahan-lahan kosong milik warga yang tidak diolah.

Dia berharap apabila membersihkan lahan untuk tidak dengan cara membakar dan tidak membakar sampah karena juga bisa memicu terjadinya kebakaran.

Selama dua bulan terakhir kasus kebakaran lahan di Kota Kupang tercatat enam kasus dengan lokasi kejadian berada pada lahan kosong seperti di kawasan Oesapa, Penfui, Kelapa Lima dan Fatukoa.

"Kami minta warga juga tidak membuang puntung rokok yang masih menyala di tempat rawan kebakaran, sehingga tidak terjadi kebakaran lahan maupun pemukiman warga," kata George Melkianus Hadjoh.

Dia telah meminta Dinas Pemadaman Kebakaran untuk selalu siaga selama musim kemarau guna mengantisipasi terjadinya kasus kebakaran baik kebakaran lahan maupun rumah penduduk akibat peningkatan suhu udara yang sangat panas.