Bagikan:

JAKARTA - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI Jakarta mengungkap 8 proyek pembangunan yang diunggulkan Pemprov DKI untuk ditawarkan kepada investor selepas perpindahan ibu kota ke Nusantara, Kalimantan Timur.

Proyek-proyek tersebut di antaranya pengembangan Stasiun MRT Bundaran HI, Stasiun MRTJ Fatmawati, dek pejalan kaki Dukuh Atras, Blok M Mixed Use, pembangunan terpadu Rorotan, lot A Ancol, lot B Ancol dan pengembangan Ancol Barat.

Kepala Unit Pengelola Jakarta Investment Centre (JIC) DPMPTSP DKI Jakarta Tona Hutauruk menuturkan, setelah tak lagi berstatus Ibu Kota RI, Jakarta tetap menjadi daerah khusus yang akan berperan sebagai pusat perdagangan, jasa keuangan, moneter, perizinan penanaman modal dan kegiatan usaha nasional dalam skala regional dan global.

“Peluang investasi muncul pada transisi pembangunan misalnya relokasi Ibu Kota, konstruksi pembangunan berorientasi transit dan rencana tata ruang terperinci berbasis investasi,” kata Tona dalam keterangannya, Rabu, 7 Juni.

Tona berujar, dalam aspek investasi, struktur modal dan produk keuangan harus terintegrasi sejak awal dalam biaya investasi yang dibutuhkan oleh pengembangan area berskala besar. Karenanya, fokus utama produk investasi di Jakarta adalah kawasan berorientasi transit.

“Ke depan Pemprov DKI Jakarta akan fokus pada pembangunan (kembali) perkotaan di beberapa titik di seluruh kota, menggunakan pembangunan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD) sebagai konsep utamanya,” ujar Tona.

Sementara itu, Kepala DPMPTSP DKI Jakarta Benni Aguscandra mengungkapkan, realisasi investasi DKI Jakarta pada periode Januari-Maret (triwulan I) tahun 2023 menembus angka Rp36,5 triliun, yang terdiri dari penanaman modal asing (PMA) sebesar US$ 1,2 Miliar atau setara Rp17,5 Triliun, dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp19,0 Triliun.

“Kami senang bisa membagikan capaian di Triwulan I 2023, dimana ekonomi Jakarta menunjukkan tren positif. Realisasi PMA di Jakarta, mencatatkan pencapaian yang luar biasa, dengan total US$ 1,2 Miliar,” tutur Benni.

Benni menjelaskan, pada tahun 2022 lalu, Tiongkok menjadi penyumbang Investor Asing terbesar untuk penanaman modal asing (PMA) di Jakarta.

“Transportasi dan perumahan memberikan kontribusi yang signifikan dalam realisasi penanamaan modal asing Tiongkok di Jakarta, yang perkembangannya tidak terbatas kemungkinan untuk lebih banyak kolaborasi lagi,” jelas Benni.