MALANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang mencatat sembilan kecamatan yang ada di wilayah tersebut, rawan terjadi kekeringan pada saat kemarau ekstrem atau El Nino pada 2023.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan mengatakan sembilan kecamatan tersebut, kurang lebih ada 18 desa yang berpotensi mengalami kekurangan air.
"Pemetaan kami, berdasarkan data terakhir 2019, daerah rawan kekeringan ada di sembilan kecamatan dengan 18 desa," kata Sadono dilansir ANTARA, Selasa, 6 Juni.
Sadono menjelaskan sembilan kecamatan tersebut, adalah Kecamatan Donomulyo, Pagak, Gedangan, Sumbermanjing Wetan, Kalipare, Sumberpucung, Jabung, Singosari, dan Lawang. Wilayah Kabupaten Malang memiliki 33 kecamatan.
Menurutnya, sembilan kecamatan tersebut mengalami kekeringan pada musim kemarau yang terjadi pada 2019. Sementara pada 2020 hingga 2022, wilayah tersebut tidak mengalami kekeringan karena pengaruh La Nina.
"Memang, kawasan tersebut kondisinya kekurangan air. Sehingga, potensi kekeringan tinggi," katanya.
Ia menambahkan pada 2019, bencana kekeringan di sejumlah wilayah di Kabupaten Malang mulai terjadi pada periode Agustus, dengan puncaknya pada Oktober dan November. Namun, pada 2023, diperkirakan potensi kekeringan akan terjadi lebih awal.
"Ada kemungkinan lebih awal, karena musim hujan pada 2023 lebih pendek," katanya.
Dalam upaya mengantisipasi bencana kekeringan di sejumlah kecamatan tersebut, lanjutnya, BPBD Kabupaten Malang sudah melakukan koordinasi dengan sejumlah instansi lain untuk menyiapkan truk tangki yang akan dipergunakan untuk mendistribusikan air.
BACA JUGA:
BPBD Kabupaten Malang telah menyiagakan tiga unit truk pengangkut air, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang satu unit truk tangki, Polres Malang satu unit truk tangki, belum termasuk truk-truk yang dimiliki Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
"Kami sudah berkoordinasi, PMI bisa ditambah satu tangki lagi jika mengajukan ke Provinsi Jawa Timur. Polres Malang juga siap membantu. Itu semua belum termasuk truk tangki milik PDAM," ujarnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan pernyataan untuk mewaspadai adanya potensi El Nino atau musim kemarau ekstrem pada 2023, yang akan menyebabkan penurunan curah hujan di Indonesia.
Kemarau ekstrem diperkirakan terjadi pada periode Juli-Agustus 2023, setelah dalam kurun waktu tiga tahun terakhir terjadi La Nina di Indonesia.