G7 Berlakukan Sanksi ke Rusia Saat Zelenskyy Tiba di Jepang
Para pemimpin negara G7/FOTO via Instagram @g7

Bagikan:

JAKARTA - Para pemimpin Kelompok Tujuh (G7)  mengumumkan sanksi lanjutan kepada Rusia saat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tiba di Jepang, Sabtu, untuk bergabung dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) para pemimpin kelompok negara kaya tersebut.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan dari Hiroshima, dimana KTT G-7 dimulai pada Jumat (19/5), para pemimpin menegaskan kembali komitmen mereka untuk berdiri bersama melawan Rusia dan mendukung Ukraina selama diperlukan.

"Kami memberlakukan lebih banyak sanksi dan tindakan untuk meningkatkan biaya bagi Rusia dan mereka yang mendukung upaya perangnya. Dan kami mengambil langkah untuk mendukung mitra di seluruh dunia saat mereka mengatasi penderitaan yang disebabkan oleh perang Rusia, termasuk melalui bantuan kemanusiaan," kata para pemimpin dalam pernyataan bersama yang dipublikasikan di situs web G7 dikutip ANTARA, Sabtu, 20 Mei.

Mengekspresikan simpati dan belasungkawa pada rakyat Ukraina atas kehilangan dan penderitaan mereka, para pemimpin mengatakan dukungan mereka pada Ukraina tidak akan goyah.

"Kami tidak akan lelah dalam komitmen kami untuk mengurangi dampak tindakan ilegal Rusia di seluruh dunia," katanya.

Para pemimpin lebih lanjut mengatakan mereka mengambil langkah-langkah baru melawan Moskow untuk memastikan Rusia tidak lagi dapat mempersenjatai ketersediaan energi untuk melawan dunia.

Mengekspresikan kepuasan mereka dalam meluncurkan batasan harga pada produk minyak dan petroleum Rusia, mereka berkata: "Ini berhasil."

"Pendapatan Rusia turun. Harga minyak dan gas dunia turun secara signifikan, menguntungkan negara-negara di seluruh dunia."

Mereka juga mengeluarkan peringatan kepada negara-negara yang mendukung Rusia dalam perang tersebut.

"Kami akan memperkuat koordinasi kami untuk mencegah dan menanggapi pihak ketiga yang memasok senjata ke Rusia dan terus mengambil tindakan terhadap aktor negara ketiga yang secara material mendukung perang Rusia," kata pernyataan kelompok itu.