BOGOR - Polresta Bogor Kota mengungkapkan, ASR alias Tukul, tersangka utama pembacokan siswa kelas X SMK Bina Warga bernama Arya Saputra di Simpang Pomad, Jalan Raya Jakarta-Bogor, sempat berpindah dua kali selama dua bulan pelariannya hingga akhirnya ditangkap.
Kapolresta Bogor Kota Kombes Bismo Teguh Prakoso mengatakan, ASR merasa ketakutan setelah melihat kejadian tersebut viral dan ditangani pihak kepolisian. Sehari setelah pembacokan, pelaku langsung melarikan diri.
"Pelaku ini ke Cianjur, bertemu dukun berharap tidak bisa ketangkap. Kemudian lanjut ke Terminal Kampung Rambutan Jakarta menuju Yogyakarta," kata Kombes Bismo saat ungkap kasus tersebut di Mapolresta Bogor Kota, Antara, Jumat, 12 Mei.
ASR menganggap Yogyakarta adalah daerah dengan biaya hidup yang murah sehingga dia pergi ke daerah itu selama dua bulan ini. ASR berbekal uang iuran pembuatan jaket teman-temannya sebesar Rp1 juta yang dia bawa untuk biaya selama di Yogya. Dia membawa kabur uang itu untuk bertahap hidup.
Sesampainya di Yogyakarta, ASR tidur berpindah-pindah di terminal, kemudian jadi pengamen. Saat ditangkap polisi di wilayah Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Kamis, 11 Mei siang, ASR sedang mulai bekerja di sebuah warung mi.
ASR dibekuk polisi ketika melayani pelanggan di warung tempatnya bekerja tanpa perlawanan. Selama pelariannya, kata Kombes Bismo, keluarga ASR tidak mengetahui lokasi keberadaan anaknya dan tidak berkomunikasi sama sekali setelah kejadian pembacokan.
ASR menjadi pelaku utama pembacokan terhadap Arya Saputra karena temannya MA dan SA merasa tertantang oleh kelompok A yang mengunggah foto di beranda akun media sosial kelompok teman-teman ASR.
Mereka bertiga merupakan sekawan yang membacok AS di kawasan lampu lalu lintas perempatan Simpang Pomad, Kelurahan Ciparigi, Kecamatan Bogor Utara, pada Jumat, 10 Maret 2023, pukul 9.30 WIB.
Ketiganya menggunakan sepeda motor dari arah Cibinong dan langsung menyabetkan pedang panjang ke arah AS yang berada di median jalan bersama dengan teman-temannya hendak menyeberang.
Arya Saputra menjadi korban salah sasaran karena target ASR dan teman-temannya adalah A yang menantang mereka melalui akun media sosial Instagram, namun saat itu A tidak ada di lokasi.
BACA JUGA:
"Jadi, awalnya dia diajak karena ada tantangan A alias Ambon, bukan nama suku tapi sebutan saja, karena mem-posting foto di media sosial kelompok dari temannya," jelas Kombes Bismo.