Bagikan:

MAKASSAR - Dinas Sosial Kota Makassar, Sulawesi Selatan mengintensifkan pemantauan anak jalanan, gelandangan, dan pengemis yang kian marak di sejumlah tempat strategis di daerah itu.

"Salah satu modus yang digunakan pengemis dan anak jalanan di lapangan dengan menggunakan kostum boneka badut atau menjadi manusia silver," kata Pelaksana Tugas Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Kota Makassar Suhartiny dilansir ANTARA, Kamis, 11 Mei.

Dia mengatakan fenomena di lapangan model mengemis dengan menggunakan badut boneka atau dengan mencat dirinya dengan warna silver seperti manusia patung.

Kondisi itu diakui memprihatinkan, pasalnya rata-rata mereka yang turun ke jalan adalah anak-anak usia sekolah.

Berkaitan dengan hal tersebut, pihaknya intens melakukan pemantauan dan penertiban di sejumlah titik di Kota Makassar, seperti jalan protokol yang ramai di antaranya Jalan Boulevard, Jalan Pengayoman, Jalan Pettarani, dan Jalan Abdullah Dg Sirua.

Selain itu, perempatan Jalan Veteran Masjid Raya, Monginsidi-Jenderal Sudirman dan simpang lima bandara.

Pada akhir pekan lalu, Dinsos menurunkan tim reaksi cepat (TRC) untuk melakukan pemantauan dan penertiban anak jalanan, gelandangan, dan pengemis di sejumlah ruas jalan.

Dari hasil penelusuran, sejumlah anak usia sekolah yang menggunakan kostum badut terjaring sedang beroperasi di jalan.

"Anak-anak tersebut selanjutnya dibawa ke Rumah Perlindungan Trauma Centre (RPTC) yang berada di Jalan Abdullah Dg Sirua untuk mendapatkan pembinaan dan pendampingan, agar tidak turun lagi ke jalan," katanya.

Saat berada di RPTC, anak-anak yang terjaring itu kemudian didata dan dilakukan pembinaan agar mau kembali bersekolah, sedangkan dari hasil pendataan itu diketahui, seorang anak dapat menghasilkan uang hingga Rp800 ribu per hari.