Bagikan:

JAKARTA - Selain prestasinya yang gemilang di institusi kepolisian, Calon Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo juga dikenal karena kedekatannya dengan ulama. 

Saat uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) bersama Komisi III DPR RI, Rabu, 20 Januari, Komjen Listyo Sigit mengungkapkan salah satu strategi menghalau perkembangan terorisme di tanah air.

Uniknya, strategi ini dia dapat saat bertukar pikiran bersama ulama kala menjabat sebagai Kapolda Banten. 

"Seperti dulu di Banten saya pernah sampaikan anggota wajib belajar kitab kuning karena kami mendapatkan masukan dari ulama yang kami datangi. Untuk mencegah berkembangnya terorisme salah satunya dengan belajar kitab kuning," katanya.

"Baik di internal dan eksternal itu saya yakini, bahwa apa yang disampaikan oleh kawan-kawan ulama benar adanya. Itu nanti kami lanjutkan Pak," tegas Komjen Listyo. 

Saat ditanya kedekatan dirinya dengan para ulama dan tudingan terhadap pemerintah saat ini yang dianggap mengkriminalisasi ulama, apa jawaban Komjen listyo Sigit? 

"Saya kira bahasa kriminalisasi itu ke depan kami harapkan tidak ada lagi," tegas dia usai menjalani fit and proper test

Jendral bintang tiga yang menjabat sebagai Kabareskrim saat ini menambahkan, bila ada proses penegakan hukum oleh anggota Polri, hal itu tidak bisa disebut sebagai kriminalisasi. Termasuk kriminalisasi ulama. 

"Kalau ada proses penegakan hukum yg kami lakukan bukan karena kriminalisasi, namun karena ada tindak pidana yang terjadi," tegas Listyo Sigit.