Bagikan:

JAKARTA - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia. Pemilihan Labuan Bajo menjadi peluang peningkatan perekonomian masyarakat, terutama untuk warga lokal pasca Pandemi COVID-19.

"Masyarakat NTT siap menyambut peluang ini untuk mempromosikan dan memasarkan pariwisata Labuan Bajo serta berbagai keindahan alam dan kerajinan di pulau Flores - NTT untuk dikenal oleh negara-negara di Asia Tenggara," kata Anggota Komisi X DPR, Andreas Hugo Pareira, Rabu 10 Mei.

Legislator dari Dapil NTT I ini menambahkan, banyaknya peserta acara KTT ASEAN yang datang ke Labuan Bajo akan berdampak pada perputaran perekonomian Indonesia. Selain itu, kata Andreas, publikasi KTT ASEAN juga akan semakin mengenalkan keindahan pariwisata Indonesia di kancah dunia.

“Publikasi media internasional dalam penyelenggaraan KTT ASEAN secara tidak langsung menjadi ajang promosi untuk Indonesia, khususnya Labuan Bajo-Flores. Kita bisa memanfaatkannya untuk semakin mengenalkan pariwisata dan budaya Indonesia di tingkat internasional,” tuturnya.

Indonesia menjabat sebagai Ketua ASEAN 2023 yang puncak acaranya dilaksanakan di Labuan Bajo pada 9-11 mei 2023. KTT ASEAN ke-42 akan dihadiri kepala negara/pemerintahan, pimpinan parlemen, serta jajaran kementerian yang terlibat dari 11 negara di Asia Tenggara.

Dalam keketuaannya di ASEAN, Indonesia mengangkat tema ‘ASEAN Epicentrum of Growth’ yang bermakna ASEAN relevan dan penting sebagai pusat pertumbuhan.

Andreas mengatakan, Labuan Bajo yang merupakan Kawasan Wisata Super Prioritas memiliki potensi luar biasa dan strategis yang dapat memberikan dampak ekonomi secara signifikan untuk daerah dan pusat. Termasuk, ekonomi kreatif lewat para pelaku UMKM lokal.

“Bahkan bukan hanya Labuan Bajo, bukan hanya biawak purba Komodo atau tenun ikat NTT yang sudah mendunia, tapi Flores- NTT secara keseluruhan memiliki potensi untuk dieksplor oleh para wisatawan mancanegara dengan dikenalnya Labuan Bajo pada pagelaran KTT ASEAN ini,” ungkap Andreas.

Oleh karena itu, Komisi X DPR yang membidangi urusan pariwisata dan ekonomi kreatif tersebut meminta Pemerintah lebih meningkatkan pengembangan infrakstruktur pendukung dan membantu mempersiapkan SDM lokal untuk pengembangan destinasi super prioritas Indonesia ini. Sebab, kata Andreas, hal tersebut bisa menjadi daya tarik untuk penyelenggaraan kegiatan-kegiatan internasional sehingga Indonesia dipilih sebagai tempat penyelenggaraan acara.

“Kita juga bisa memanfaatkan budaya promosi dari mulut ke mulut. Para delegasi bisa menceritakan pengalamannya mengenai potensi pariwisata di Indonesia ke saudara-saudaranya, teman-teman atau kolega di tempat asal mereka,” sebut dia.

“Jadi upaya ini sangat berpengaruh dalam mendatangkan wisatawan mancanegara. Apalagi delegasi yang datang ini kan para pimpinan atau kepala pemerintahan yang berpengaruh terhadap kebijakan dari negara tersebut, termasuk soal kerja sama di bidang pariwisata,” imbuh Andreas.

Peningkatan pengunjung di destinasi wisata pun disebut akan berpengaruh terhadap perputaran ekonomi, baik di tingkat daerah hingga pusat. Andreas mengatakan, kegiatan internasional juga membuka peluang kerja bagi masyarakat dan pengembangan usaha, khususnya bagi pelaku UMKM di sektor pariwisata dan kerajinan.

“Jadi masyarakat sendiri juga harus ikut berperan dan berpartisipasi jika ada pagelaran besar internasional yang berlangsung di daerahnya. Pelaku UMKM harus bisa memanfaatkan momen tersebut,” ujarnya.