Fosil Berusia 52 Juta Tahun Ditemukan, Ilmuwan: Langkah Maju Memahami Evolusi Kelelawar
Fosil kelelawar berusia 52 juta tahun. (Sumber: Naturalis Biodiversity Center)

Bagikan:

JAKARTA - Dua kerangka kelelawar berusia 52 juta tahun yang ditemukan di dasar danau purba di Wyoming, Amerika Serikat merupakan fosil kelelawar tertua yang pernah ditemukan, selain mengungkap spesies baru.

Tim Rietbergen, ahli biologi evolusi di Naturalis Biodiversity Center di Leiden, Belanda, mengidentifikasi spesies kelelawar yang sebelumnya tidak dikenal, ketika ia mulai mengumpulkan pengukuran dan data lain dari spesimen museum.

"Penelitian baru ini merupakan langkah maju dalam memahami apa yang terjadi dalam hal evolusi dan keanekaragaman pada masa awal kelelawar," katanya seperti dikutip dari CNN 1 Mei.

Saat ini, ada lebih dari 1.400 spesies kelelawar yang masih hidup yang ditemukan di seluruh dunia, kecuali di daerah kutub. Namun, bagaimana makhluk ini berevolusi menjadi satu-satunya mamalia yang mampu terbang dengan tenaga sendiri, masih belum dipahami dengan baik.

Catatan fosil kelelawar tidak merata, dan dua fosil yang diidentifikasi Rietbergen sebagai spesies baru merupakan penemuan yang beruntung, terawetkan dengan sangat baik dan memperlihatkan kerangka lengkap hewan tersebut, termasuk gigi.

"Kerangka kelelawar berukuran kecil, ringan dan rapuh, yang sangat tidak menguntungkan untuk proses fosilisasi. Mereka tidak terawetkan dengan baik," terangnya.

Spesies kelelawar yang baru saja ditemukan - Icaronycteris gunnelli - tidak jauh berbeda dengan kelelawar yang terbang saat ini. Giginya menunjukkan bahwa kelelawar ini hidup dengan memakan serangga. Ukurannya sangat kecil, dengan berat hanya 25 gram (0,88 ons).

"Jika ia melipat sayapnya di samping tubuhnya, ia akan dengan mudah masuk ke dalam tangan Anda. Sayapnya relatif pendek dan lebar, mencerminkan gaya terbang yang lebih mengepak," terang Rietbergen.

Kelelawar khusus ini hidup ketika iklim Bumi hangat dan lembab. Dua kerangka yang diteliti Rietbergen bertahan selama ribuan tahun. Kemungkinan besar karena makhluk-makhluk itu jatuh ke dalam danau, menempatkan mereka di luar jangkauan predator dan masuk ke dalam lingkungan yang lebih kondusif untuk fosilisasi.

Diketahui, dasar danau purba tersebut merupakan bagian dari Formasi Sungai Hijau Wyoming dan telah menghasilkan sejumlah fosil kelelawar.

Salah satu dari dua fosil tersebut dikumpulkan oleh seorang kolektor pribadi pada tahun 2017 dan dibeli oleh Museum Sejarah Alam Amerika. Fosil lainnya adalah milik Museum Royal Ontario di Toronto dan ditemukan pada tahun 1994.