Bagikan:

JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah selesai mengunduh data dalam black box jenis flight data recorder (FDR) pesawat Sriwijaya AIr SJ-182 yanga jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo menuturkan bahwa data FDR ini memiliki 370 parameter, rekaman selama 27 jam mencakup 18 penerbangan termasuk penerbangan terakhir yang mengalami kecelakaan. Setelah diunduh, KNKT akan menganalisis data tersebut.

"Data ini masih kami dalami lagi. Sampai saat ini, kami belum bisa membagi atau belum bisa memublikasikan apa data dari FDR tersebut," kata Nurcahyo dalam keterangannya, Selasa, 18 Januari.

Dari unduhan data FDR Sriwijaya Air SJ-182, Nurcahyo mengaku pihaknya mendapatkan petunjuk terkait indikator waktu, ketinggian, kecepatan, arah, kondisi pesawat, kecepatan udara, akselarasi vertikal, tajuk magnet, posisi roda, stabilisator horisontal, aliran bahan bakar, serta indikator lainnya yang menunjang proses investigasi kecelakaan.

Dalam proses analisis penyebab kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182, KNKT dibantu oleh tim investigasi dari KNKT negara Amerika, perusahaan Boeing, hingga General Electric sebagai pabrik pembuat mesin. Ditambah, dua investigator dari Singapura juga turut membantu.

"Kami berharap bahwa dalam 30 hari setelah kecelakaan, kami akan mempublikasikan laporan awal atau preliminary report. Apabila nanti preliminary report akan dipublikasikan, kami akan menyampaikan kepada masyarakat luas," ucap Nurcahyo.

Namun, Nurcahyo mengaku investigasi untuk mengungkap penyebab jatuhnya pesawat akan lengkap jika black box jenis cockpit voice recorder (CVR) segera ditemukan. 

Tim SAR gabungan sebelumnya telah menemukan cangkang (casing) black box CVR. Namun, casing tersebut terlepas dari material inti yakni memori yang merekam percakapan antara pilot dengan kopilot sebelum pesawat jatuh.

Nurcahyo berharap agar tim SAR segera menemukan black box CVR dalam waktu dekat. "Kami juga masih sangat mengharapkan dapat ditemukannya CVR untuk mendukung data-data yang sudah kami peroleh dari FDR," ungkap dia.

Temuan operasi SAR sejauh ini

Data yang dihimpun Basarnas pada pencarian hari kesebelas, yakni Selasa, 19 Januari pukul 20.30 WIB memaparkan telah ada temuan sebanyak 324 kantong jenazah berisi bagian tubuh atau body part. 

Kemudian, material pesawat yang ditemukan sebanyak 115, dengan rincian 63 kantong kecil yang berisi serpihan pesawat dan 55 potongan besar pesawat.

Saat ini, tim SAR juga telah menemukan black box jenis flight data recorder (FDR) dan cangkang black box cockpit voice recorder (CVR). Sementara, memori inti CVR belum ditemukan.

Dalam pencarian tiga hari terakhir, tim SAR sempat dihadang cuaca buruk seperti hujan dan gelombang tinggi. Sehingga, temuan korban dan material pesawat tidak sebanyak masa pencarian awal.

Berdasarkan hasil temuan tim SAR berupa body part dan properti milik korban, tim disaster victim identification (DVI) Polri telah mengidentifikasi 40 korban per Selasa, 19 Januari pukul 17.00 WIB.