Bagikan:

JAKARTA - Wings Air membatalkan penerbangan rute Kupang-Lewoleba-Kupang karena erupsi Gunung Api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, NTT.

"Keputusan ini sesuai dengan pemberitahuan resmi dari otoritas penerbangan yang menyatakan bahwa Gunung Api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dilaporkan mengalami erupsi," kata Corporate Communications Strategic of Wings Air Danang Mandala Prihantoro dikutip ANTARA, Kamis, 4 Mei.

Danang mengatakan keselamatan dan keamanan penerbangan merupakan prioritas utama Wings Air. Pembatalan penerbangan dilakukan untuk menghindari risiko keamanan dan keselamatan penumpang dan kru pesawat.

Wings Air pun memberikan solusi kepada calon penumpang yang terdampak, di antaranya pengembalian dana pemesanan tiket atau perubahan jadwal terbang berdasarkan prosedur serta aturan yang berlaku.

Dia mengatakan Wings Air akan terus memantau situasi tersebut dengan seksama dan berkoordinasi dengan otoritas penerbangan, pengelola bandar udara serta pihak terkait lainnya untuk memastikan keselamatan dan keamanan.

"Jika setelah dilakukan evaluasi oleh otoritas penerbangan dan maskapai dinyatakan bahwa bandara tujuan sudah aman dan tidak terganggu oleh erupsi gunung berapi maka operasional penerbangan dapat dilanjutkan seperti biasa," ucap Danang.

Danang menjelaskan dampak erupsi dan abu vulkanik dapat membahayakan penerbangan karena abu vulkanik memiliki sifat sangat berbeda dengan debu atau partikel lain yang biasanya ditemukan di atmosfer.

Pertama,  partikel abu vulkanik sangat kecil dan memiliki kepadatan yang tinggi sehingga dapat menempel pada permukaan kaca dan menghambat penglihatan dari kokpit pesawat.

"Selain itu, partikel-partikel ini juga dapat menyumbat mesin pesawat dan sistem pembuangan gas, menyebabkan kerusakan pada mesin serta mematikan mesin pesawat," ungkap dia.

Kemudian, partikel abu vulkanik terdiri dari berbagai mineral, termasuk silika yang dapat meleleh dan menempel pada turbin mesin pesawat. Hal itu bisa mengganggu kinerja mesin dan menyebabkan kerusakan pada komponen mesin.

Selanjutnya, partikel abu vulkanik bisa menghambat visibilitas dan mempengaruhi penglihatan (jarak pandang) pilot karena cahaya yang difraksi dan dihamburkan oleh abu vulkanik serta mempengaruhi navigasi dan komunikasi pesawat dengan menimbulkan interferensi pada sinyal radio.

Kemudian radar pesawat tidak dapat mendeteksi partikel abu vulkanik sehingga pesawat harus menghindari area abu vulkanik terlihat atau diperkirakan berada.

Karena itu, Danang mengatakan penerbangan dapat membahayakan jika terjadi erupsi gunung berapi atau abu vulkanik di wilayah yang dilewati oleh pesawat. Bandar udara tujuan dan jalur penerbangan menuju bandar udara tujuan dipastikan bersih dari dampak erupsi (debu vulkanik).

"Dalam menunjang keselamatan dan keamanan penerbangan, otoritas penerbangan dan maskapai penerbangan selalu memperhatikan kondisi lingkungan sebelum memutuskan untuk melakukan penerbangan dan melakukan tindakan pencegahan seperti membatalkan penerbangan atau mengubah jalur

penerbangan agar penumpang dan kru pesawat tetap aman dan terhindar dari bahaya," tuturnya.