JAKARTA - Direktur Operasi Basarnas, Brigjen Rasman menyebut pencarian tim SAR gabungan pada hari menemukan 17 temuan dengan 14 kantong jenazah berisi body part korban dan 3 material pesawat.
"Hasil untuk kegiatan pencarian dan pertolongan untuk hari ini adalah para penyelam gabungan atau SAR gabungan telah melaksanakan penyelaman dengan hasil mendapatkan 14 kantong bagian tubuh atau body part, tiga kantong serpihan kecil badan pesawat, sementara potongan besar nihil," kata Rasman di Posko Terpadu JICT II, Jakarta Utara, Selasa, 19 Januari.
Dengan tambahan ini, total temuan tim SAR sampai hari kesebelas pukul 20.30 WIB sebanyak 324 kantong jenazah berisi bagian tubuh atau body parts. Kemudian, material pesawat sebanyak 115, dengan rincian 63 kantong kecil yang berisi serpihan pesawat dan 55 potongan besar pesawat.
Saat ini, tim SAR juga telah menemukan black box jenis flight data recorder (FDR) dan cangkang black box cockpit voice recorder (CVR). Sementara, memori inti CVR belum ditemukan.
Rasman menuturkan, operasi pencarian korban dan material pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada pagi hari sempat terkendala akibat cuaca yang tidak bersahabat. Angin kencang di sekitar perairan Kepulauan Seribu mengakibatkan munculnya gelombang tinggi. Sehingga, menyulitkan tim SAR melakukan pencarian.
"Pagi hari ini kondisi cuaca sangat tidak bersahabat. Sangat tidak menguntungkan untuk dilakukan penyelaman. Data terakhir yang saya terima di lapangan, tinggi gelombang 1,5 meter sampai 2,5 meter dengan kecepatan angin sekitar 31 knot," kata Rasman.
BACA JUGA:
Rasman menyebut kondisi gelombang yang tinggi dengan angin yang kencang akan membahayakan keselamatan tim penyelam yang melakukan pencarian di bawah laut.
Kemudian, pencarian dilakukan pada siang hari. Tim SAR gabungan melakukan operasi dengan mengecilkan area pencarian dari pencarian kemarin. Pengecilan area ini dilakukan oleh tim penyelam pada pencarian di bawah permukaan laut.
Rasman mengatakan, alasan tim SAR memperkecil sektor pencarian disebabkan oleh hasil pencarian yang semakin banyak ditemukan. Sehingga, ada sejumlah titik pada last known position (LKP) atau lokasi jatuhnya pesawat yang telah bersih dari korban dan material.