Tinggal Selangkah, Bank Syariah Indonesia Ditarget Naik Kelas BUKU IV pada 2022
Kantor pusat Bank Mandiri Syariah di Jakarta. (Foto: Dok. BSM)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana mengatakan struktur permodalan inti Bank Syariah Indonesia  atau BSI telah mendekati kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) IV.

“Bank syariah saat ini asih berada paling tinggi pada kelompok BUKU III. Kami berharap nanti dengan sudah terbentuknya Bank Syariah Indonesia bisa mencapai BUKU IV dan ini hanya tinggal selangkah lagi,” ujarnya dalam seminar virtual pada Selasa, 19 Januari.

Heru menambahkan, struktur permodalan inti BSI saat ini berjumlah sekitar Rp20 triliun. Dalam kisaran angka tersebut, lembaga jasa perbankan masih dalam ketegori BUKU III.

Sebagai informasi, berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 6/POJK.03/2016 Tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank, lembaga pimpinan Wimboh Santoso ini membagi empat kategori bank berdasarkan struktur permodalan inti yang dimiliki.

Pertama bank BUKU I dengan modal ini kurang dari Rp1 triliun. Kedua BUKU II  adalah  bank  dengan  modal  Inti  paling sedikit   sebesar Rp1 triliun Rp5 triliun.

Ketiga merupakan BUKU III dengan modal  Inti  paling sedikit sebesar Rp5 miliar dan kurang dari Rp30 triliun. Serta yang terakhir adalah BUKU IV yang  memiliki modal inti lebih dari Rp30 triliun rupiah.

“Karena bank dengan modal yang kuat akan lebih mampu menyediakan layanan digital dan mengembangkan layanan syariah yang memiliki diferensiasi produk  yang sangat luas. Ini penting agar bank syariah dipilih oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dan bisa terus memelihara ekosistem syariah,” sambung heru.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Project Management Office (PMO) Merger Bank Syariah BUMN Himbara Hery Gunardi memberikan sinyal bahwa upaya meng-upgrade bisnis Bank Syariah Indonesia akan dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama.

“Kami berharap bisa naik kelas BUKU IV pada 2022,” katanya.

Hery yang juga ditunjuk pemerintah sebagai Direktur Utama Bank Syariah Indonesia mengaku perseroan akan lebih leluasa untuk melakukan penetrasi pasar jika memiliki hak pengembangan layanan secara penuh.

“Kami akan mendorong penggunaan digital secara masif agar dapat melayani setiap kebutuhan nasabah,” sebut dia.

Rencanannya, Bank Syariah Indonesia akan resmi diperkenalan kepada publik pada 1 Februari mendatang. OJK sendiri memastikan izin merger dari tiga bank pemerintah, yaitu PT Bank Syariah Mandiri (BSM), PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Tbk. (BRIS) dan PT Bank Negara Indonesia (BNI Syariah) bakal keluar pada pekan ini.