Joe Biden akan Perpanjang Pembatasan Perjalanan yang Telah Dicabut Trump
Ilustrasi foto (Lei Jiang/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden berencana segera memperpanjang pembatasan perjalanan terhadap sebagian besar orang yang baru-baru ini berada di sebagian besar Eropa dan Brasil. Biden hendak memperpanjang aturan tersebut setelah Presiden Donald Trump mencabut persyaratan tersebut efektif pada 26 Januari.

Mengutip Reuters, Selasa, 19 Januari, Trump menandatangani perintah mencabut pembatasan yang diberlakukannya awal tahun lalu sebagai tanggapan terhadap pandemi COVID-19. Keputusan tersebut didukung oleh anggota satuan tugas COVID-19 dan pejabat kesehatan masyarakat.

Segera setelah perintah Trump dipublikasikan, juru bicara Biden, Jen Psaki mengatakan lewat akun Twitternya: Atas saran dari tim medis kami, Administrasi tidak bermaksud untuk mencabut pembatasan ini pada 26/1.

Psaki menambahkan, "Dengan pandemi yang memburuk, dan varian (baru) yang lebih menular muncul di seluruh dunia, ini bukan saatnya untuk mencabut pembatasan perjalanan internasional."

Sampai Biden memimpin, perintah Trump mengakhiri pembatasan tetap diberlakukan. Pencabutan pembatasan perjalanan juga bersamaan dengan persyaratan uji COVID-19 baru untuk semua pengunjung internasional.

Trump akan meninggalkan kantor kepresidenan pada Rabu, 20 Januari. Pekan lalu, Kepala Pusat Centers for Disease Control and Prevention (CDC) juga telah menandatangani perintah yang mengharuskan hampir semua pelancong yang melewati jalur udara melakukan uji virus COVID-19. Mereka yang memiliki hasil uji negatif akan diizinkan untuk memasuki AS.

Sementara, bagi pelancong yang pernah menderita COVID-19, harus memiliki bukti pulih dari COVID-19. Pembatasan yang dicabut oleh Trump merupakan larangan untuk semua warga negara non-AS yang dalam 14 hari terakhir telah berada di Brasil, Inggris, Irlandia, dan 26 negara di wilayah Schengen di Eropa yang mengizinkan perjalanan melintasi perbatasan terbuka.

Sebelumnya AS juga sudah memberlakukan larangan sebagian besar pengunjung dari Eropa sejak pertengahan Maret 2020. Saat itu Trump juga menandatangani aturan yang memberlakukan larangan masuk dari Brasil. 

Psaki menambahkan, "... sebenarnya, kami berencana untuk memperkuat langkah-langkah kesehatan masyarakat seputar perjalanan internasional untuk lebih mengurangi penyebaran COVID-19."  Biden, setelah menjabat memiliki kewenangan hukum untuk menerapkan kembali pembatasan tersebut.

Selasa lalu, Marty Cetron, direktur divisi migrasi dan karantina global CDC, mengatakan bahwa larangan masuk itu adalah "strategi untuk mengatasi penyebaran virus dan sekarang harus dilakuan dan dipertimbangkan secara aktif."

Namun di sisi lain, perusahaan penerbangan berharap persyaratan pengujian bagi pelancong membuka jalan bagi pemerintah untuk mencabut pembatasan yang mengurangi perjalanan dari beberapa negara Eropa hingga 95 persen atau lebih. Mereka telah menekan pejabat senior Gedung Putih tentang masalah ini dalam beberapa hari terakhir.

Banyak otoritas pemerintahan selama berbulan-bulan berpendapat bahwa pembatasan tidak lagi masuk akal mengingat sebagian besar negara tidak tunduk pada larangan masuk. Yang lain berpendapat bahwa AS tidak boleh mencabut larangan masuk karena banyak negara Eropa masih memblokir sebagian besar warga AS.

Sebelumnya dilaporkan bahwa Gedung Putih tidak mempertimbangkan untuk mencabut larangan masuk bagi sebagian besar warga non-AS yang baru-baru ini berada di China atau Iran. Trump sendiri telah mengkonfirmasi bahwa dia tidak akan mencabut larangan tersebut.