Menteri Bahlil Sebut Cara Jokowi Tekan Inflasi Tidak Ada di Buku, di Luar Kelaziman
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia/ Foto: Antara

Bagikan:

JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa salah satu faktor kenaikan tingkat kepuasan publik terhadap Presiden RI Joko Widodo adalah keberhasilan menekan inflasi.

Bahlil menilai, rumus menekan inflasi yang dilakukan Jokowi tidak ada dalam buku, termasuk literatur ekonomi biasa. Menurutnya, diperlukan instrumen khusus, yaitu moneter di Bank Indonesia (BI), dan diterapkan melalui kebijakan pengetatan moneter, seperti menahan peredaran rupiah.

"Kebetulan ini cara pengelolaan inflasi Pak Jokowi beda dengan umumnya, di luar kelaziman. Dulu lewat kebijakan fiskal, naikkan suku bunga atau turunkan suku bunga BI rate,” ucap Bahlil, sebagaimana diberitakan Antara, Minggu, 30 April .

Bahlil merinci mengenai cara Jokowi mengelola inflasi di luar kelaziman. Misalnya ketika 6 persen, sang Kepala Negara meminta jajarannya menjelaskan sumber-sumber kontribusi inflasi.

Menurut dia, kontribusi terjadinya inflasi setelah dicek adalah bahan pokok termasuk minyak goreng, lalu Presiden membuat formulasi bahwa pengendalian inflasi tidak hanya mengandalkan regulasi di Bank Indonesia.

Dia menceritakan cara Presiden Jokowi dalam mengendalikan harga adalah meminta pemerintah daerah (pemda) turut berperan dalam mengendalikan inflasi yang dipengaruhi melonjaknya harga bahan pangan.

Dia juga mencontohkan dengan memberikan subsidi ongkos logistik agar harga bawang merah di sentra produksi Brebes dan Lampung yang sedang melonjak.

"Dengan begitu, harga yang didapatkan di satu daerah relatif sama dengan daerah asal kebutuhan pokok tersebut. Harga menjadi terkendali dan stabil," katanya.

Lanjutnya, mengenai biaya subsidi transportasi angkutan bahan pokok nilainya kecil namun dampaknya sangat besar dan meluas.