JAKARTA - Nepal telah mengeluarkan 463 izin pendakian Gunung Everest untuk musim puncak tahun ini - yang terbanyak dalam sejarah - meskipun ada kekhawatiran akan kepadatan pendaki di gunung tertinggi di dunia ini yang telah mengakibatkan kematian di masa lalu.
Badan Pariwisata Nepal mengatakan, izin telah dikeluarkan untuk 367 pendaki pria dan 96 pendaki wanita dari 65 negara, untuk mendaki Sagarmatha - nama Nepal untuk Gunung Everest.
Alasan yang diberikan untuk jumlah izin yang mencapai rekor tersebut adalah, pelonggaran pembatasan yang diberlakukan ketika pandemi COVID-19 merebak tiga tahun lalu, melansir The National News 27 April.
Para pendaki gunung dari seluruh dunia melakukan perjalanan ke negara kecil di Himalaya ini setiap musim semi untuk mencoba mendaki gunung setinggi 8.849 meter yang terletak di antara Nepal dan Tibet, sebuah wilayah otonom di China.
Sejatinya, pendakian dibuka pada Bulan Maret. Tetapi, ratusan pendaki gunung tiba pada Bulan Mei, ketika suhu udara lebih hangat di bagian tertinggi gunung, biasanya menawarkan beberapa kesempatan untuk mendapatkan cuaca yang baik bagi para pendaki untuk mencapai puncak.
Para pendaki bersama dengan pemandu Nepal mereka, atau Sherpa, menghabiskan hampir dua minggu mendaki ke base camp Everest, yang berada di ketinggian hampir 5.200 meter.
Di sana, mereka menyesuaikan diri selama dua minggu sambil menunggu cuaca yang baik sebelum melanjutkan ke kamp yang lebih tinggi dalam perjalanan menuju puncak.
Namun, jumlah izin yang mencapai rekor tahun ini telah menimbulkan kekhawatiran akan menambah kepadatan di gunung.
Pada tahun 2019, ketika 380 izin dikeluarkan, kepadatan yang berlebihan menyebabkan "kemacetan" di Everest yang memaksa para pendaki menunggu berjam-jam dalam suhu yang sangat dingin untuk mencapai puncak.
Penundaan ini menyebabkan tingkat oksigen mereka menurun, yang menyebabkan mereka sakit dan kelelahan.
Setidaknya tujuh pendaki, termasuk tiga orang India, meninggal saat turun karena penundaan yang disebabkan oleh antrean panjang karena ratusan orang berbaris di rute menuju puncak gunung.
Pendakian gunung di Nepal, yang merupakan rumah bagi delapan dari 10 gunung tertinggi di dunia, telah menjadi bisnis yang menguntungkan sejak Edmund Hillary dan Tenzing Norgay melakukan pendakian Everest pertama kali pada tahun 1953.
BACA JUGA:
Pendakian ini membuka lapangan kerja bagi banyak orang termasuk pemandu, pengusaha hotel dan restoran, serta pemasukan bagi pemerintah. Setiap izin dikenakan biaya 11.000 dolar AS.
Sebelumnya, tiga pendaki Sherpa tewas bulan ini setelah jatuh ke jurang yang dalam saat longsoran salju terjadi di antara base camp dan Camp I.