Sempat Menurun, Sampah Jakarta Bakal Meningkat Lagi Usai Liburan
Ilustrasi foto (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mencatat adanya penurunan sampah di Jakarta yang dikirim ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, selama Hari Raya Idulfitri tahun ini.

Berdasarkan pencatatan, tonase sampah Jakarta pada 21 April atau H-1 Lebaran sebesar 8.932 ton. Lalu, pada hari-H Lebaran atau 22 April, tonase sampah menurun menjadi 1.987 ton.

Lalu, sampah yang dihasilkan di Jakarta seusai Lebaran kembali meningkat. Pada 23 April, tonase sampah Jakarta sebesar 2.344 ton. Lalu meningkat lagi menjadi 4.096 ton sampah pada 24 April dan 5.025 ton pada 25 April.

"Tren jumlah sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang menurun saat hari H dan H+1 lebaran. Kemudian akan kembali meningkat saat libur lebaran usai," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto dalam keterangannya, Rabu, 26 April.

Asep menguraikan, pengurangan sampah yang dihasilkan di Jakarta disebabkan banyak warga yang melakukan mudik setiap Lebaran, sehingga sampah yang dihasilkan juga ikut berkurang.

Lalu, diperkirakan puncak tonase penanganan sampah yang trennya kembali meningkat akan terjadi pada H+7, H+8, dan H+9, setelah itu kembali ke rata-rata tonase normal.

Dinas Lingkungan Hidup, lanjut Asep, sudah melakukan antisipasi peningkatan tonase tersebut. Pada saat tukang-tukang gerobak yang ikut mudik telah kembali bertugas, maka akumulasi tumpukan-tumpukan sampah yang sempat tertinggal di tempat sampah masing-masing rumah warga mulai dikirim ke tempat penampungan sementara (TPS).

"Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kami sudah mengantisipasi peningkatan tersebut. H+7 sampai dengan H+9 operasional pengangkutan sampah akan sangat optimal," kata Asep.

Lebih lanjut, Asep menguraikan, sejak H-4, Satuan Pelaksana Lingkungan Hidup Kecamatan dan pengemudi truk sampah telah diinstruksikan untuk melakukan pengosongan TPS di seluruh wilayah Jakarta.

Strategi pengosongan TPS ini, kata Asep, dilakukan agar TPS dapat menampung sampah dengan kapasitas maksimal pada saat libur lebaran. Selain itu, agar kondisi lingkungan sekitar TPS tetap nyaman, tidak berbau menyengat, serta menghindari berkembangnya lalat dan vektor penyakit lainnya.

“Sampah jika lebih dari 3 hari berdiam di TPS sudah mulai membusuk dan membuat tidak nyaman lingkungan. Kita menghindari itu,” imbuhnya.