JAKARTA - Lusinan bayi Jepang menangis. Para orang tua tidak ada yang panik. Yang menonton juga malah semakin heboh.
Bayi-bayi ini menangis berhadapan pada hari Sabtu 22 April dalam ritual tradisional "menangis sumo" yang diyakini membawa kesehatan yang baik bagi bayi. Ritual ini untuk pertama kalinya digelar dalam empat tahun setelah pandemi.
Sepasang balita yang mengenakan celemek sumo digendong oleh orang tua mereka dan saling berhadapan di ring sumo di kuil Sensoji di Tokyo, dikutip dari Japan Today, Minggu 23 April.
Staf yang mengenakan topeng setan oni mencoba membuat bayi-bayi itu menangis. Bayi yang menangis pertama dinyatakan sebagai pemenang oleh wasit sumo dengan seragam tradisional rumit yang memegang kipas kayu yang digunakan untuk menandakan kemenangan.
"Kita dapat mengetahui kondisi kesehatan bayi dengan mendengarkan cara mereka menangis. Hari ini dia mungkin gugup dan tidak banyak menangis, tetapi saya ingin mendengar tangisannya yang sehat," kata Hisae Watanabe, ibu dari bayi berusia delapan bulan.
"Sumo menangis" diadakan di kuil dan kuil di seluruh negeri, untuk menyenangkan orang tua dan penonton.
Shigemi Fuji, ketua Federasi Pariwisata Asakusa yang mengorganisir acara tersebut, mengatakan beberapa orang mungkin berpikir membuat bayi menangis itu mengerikan.
“Tapi di Jepang, kami percaya bayi yang menangis kuat juga tumbuh dengan sehat. Ini acara semacam itu berlangsung di banyak tempat di Jepang," katanya.
BACA JUGA:
Sebanyak 64 bayi berpartisipasi dalam ritual tersebut, menurut penyelenggara.
Aturannya bervariasi dari satu daerah ke daerah lainnya -- di beberapa tempat orang tua ingin anaknya menjadi yang pertama menangis, di tempat lain yang pertama menangis adalah pecundang.