Bagikan:

JAKARTA - Rumah Tahanan (Rutan) Kelas 1 Jakarta Pusat atau Rutan Salemba memperketat pengamanan layangan pengunjung tatap muka dengan sejumlah sistem pengamanan.

Hal tersebut dilakukan sebagai antisipasi kaburnya warga binaan pemasyarakatan (WPB) atau narapidana ketika layanan kunjungan dibuka.

Sistem pengamanan pengecekan sidik jari terhadap pengunjung Rutan Salemba masih menjadi prioritas pengamanan utama. Pengecekan sidik jari dinilai mampu memastikan dan memverifikasi data pengunjung.

"Kita awal di depan ada verifikasi KTP, ada juga pengecekan geometrik di pendaftaran sidik jari karena setiap orang punya sidik jari berbeda. Jika ada salah satu keluarga dan WBP yang kembar, belum tentu sidik jarinya sama," kata Kepala Rutan Kelas 1 Jakarta Pusat, Fauzi Harahap saat dikonfirmasi, Minggu, 23 April.

Setelah mendaftar, pihak keluarga pun memasuki area pemeriksaan dengan penyerahan kartu tanda penduduk (KTP) di pos pengamanan awal. Kemudian para pengunjung akan dicek sidik jari, diberikan stempel ultra violet dan gelang khusus pengunjung.

"Pengunjung dicap stempel UV dengan gambar random setiap hari, jadi tidak terbaca dan mencontoh stampel yang kita bikin, warna juga berbeda. Kemudian pengunjung dicek sidik jari, diberikan gelang pakai kabel tis. Jadi ada 3 keamanan disitu," ujarnya.

Setelah pengunjung selesai mengunjungi WBP keluarganya, ketika hendak keluar dari Rutan Salemba, para pengunjung akan diperiksa dengan cara yang sama ketika mereka masuk.

"Jadi ketika dia keluar harus verifikasi data lagi, kalau tidak cocok tidak bisa (keluar). Kita pakai sistem itu, karena setiap orang punya sidik jari berbeda," paparnya.

Sebelumnya, pelayanan tatap muka bagi keluarga pengunjung warga binaan pemasyarakatan (WBP) atau narapidana Rumah Tahanan (Rutan) Kelas 1A Jakarta Pusat atau Rutan Salemba masih dibuka pada Minggu, 23 April. Hari ini merupakan batas terakhir kunjungan bagi keluarga inti yang akan menemui para WBP.