JAKARTA - Kaburnya 7 tahanan dan narapidana dari Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Salemba, Jakarta Pusat, mendapat sorotan dari berbagai pihak. Sebab, bukan kali ini saja terjadi tahanan kabur di lapas maupun rutan.
Ketua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya bersama anggota DPR lainnya pun melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Rutan Salemba pada Kamis, 14 November.
Hasil dari sidak tersebut, Ketua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya menemukan sejumlah temuan yang janggal.
"Ada 3 napi dan 4 tahanan kenapa bisa ada dalam satu sel yang sama, sejak kapan? (kemudian) 3 napi dan 4 tahanan ini titipan darimana?, (titipan) polisi atau jaksa? Ini sedang kita cek betul," kata Willy Aditya kepada wartawan usai sidak, Kamis, 14 November.
Selain itu, Ketua Komisi XIII DPR RI juga akan membentuk panja pada pekan depan terkait peristiwa kaburnya 7 orang tahanan dan narapidana Rutan Salemba.
BACA JUGA:
"Hari Senin akan ada rapim (rapat pimpinan), habis Rapim akan kita kumpulkan dan kita bentuk panja pemasyarakatan," ujarnya.
"Kita akan buka secara transparan, apa yang terjadi. Pekan depan Rapim," tambahnya.
Lima orang dari tujuh orang tahanan dan narapidana yang kabur lewat gorong-gorong merupakan jaringan narkotika asal Aceh berinisial AAK bin R (22), J bin I (29), W bin T (47), MJ bin ZA (42) dan M bin I (43).
Mereka kabur dari Rutan Salemba lewat gorong-gorong merupakan jaringan narkotika asal Aceh. Mereka kabur melintasi saluran gorong-gorong air berteralis besi yang juga sudah dipotong.
Berdasarakan foto yang dilihat VOI, gorong-gorong yang menjadi jalur perlintasan para tahanan, sudah terlihat usang, berkarat tidak terawat.