JAKARTA - Mesir menawarkan visa multi-tahun untuk pertama kalinya, serta menambahkan lebih banyak negara yang bisa menikmati layanan visa-on-arrival, kata Menteri Pariwisata negari itu akhir bulan lalu.
Visa multiple-entry lima tahun akan tersedia seharga 700 dolar AS. Sementara, visa sekali masuk 30 hari pada saat kedatangan sekarang dapat diperoleh pengunjung yang berasal dari lebih dari 180 negara seharga 25 dolar AS.
Di antara negara-negara baru yang telah ditambahkan ke daftar layanan visa-on-arrival adalah China dan India, kata Menteri Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir Ahmed Issa.
Perkembangan tersebut merupakan bagian dari strategi untuk meningkatkan pariwisata, sumber penting mata uang asing dan pekerjaan bagi ekonomi Mesir yang telah menderita akibat pandemi COVID-19 dan perang Rusia-Ukraina.
Mesir yang sukses mendatangkan 11,7 juta wisatawan tahun lalu, berupaya meningkatkan jumlah tersebut sebesar 25 hingga 30 persen setiap tahun dan mencapai 30 juta pada tahun 2028.
Jumlah wisatawan meningkat lebih dari 30 persen pada Januari dan Februari, dibandingkan dengan dua bulan pertama tahun lalu, kata Issa.
Sementara dua sumber wisatawan terkemuka - Rusia dan Ukraina - masing-masing turun 40 persen dan 80 persen, negara lain telah menutupi kerugian tersebut.
Adapun jumlah turis dari negara-negara seperti AS, Inggris, Arab Saudi, Jerman, Prancis, Italia dan Spanyol terus mengalami peningkatan. Bahkan, jumlah turis Italia meningkat 250 persen.
Issa mengatakan, dia yakin Mesir akan mencapai target tahun ini dari 15 juta wisatawan, yang akan menjadikannya tahun rekor.
"Bahkan dengan penurunan sumber wisata nomor satu dan nomor dua kita, hasilnya menunjukkan bahwa kita akan dapat mencapai atau melampaui tujuan kita Insyaallah pada tahun 2023," terangnya, dilansir dari The National News 15 April.
China memiliki potensi untuk menjadi salah satu dari 10 pasar sumber teratas untuk Mesir, katanya. Diketahui, sekitar 220.000 turis Tiongkok mengunjungi Mesir, dari 150 juta turis Tiongkok di seluruh dunia pada tahun 2019.
Terpisah, Mesir juga akan mempermudah prosedur masuk bagi warga Turki, Aljazair, Israel, Maroko, dan Iran, dengan perincian akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang, katanya.
Pihak kementerian juga memuji penemuan arkeologi negara itu untuk menarik wisata budaya. Dua patung baru di Saqqara baru-baru ini ditemukan, kata Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Kepurbakalaan Mostafa Waziri.
Dua puluh museum telah dibuka dalam empat tahun terakhir dan Museum Yunani-Romawi di Alexandria akan dibuka dalam beberapa minggu, tambahnya.
BACA JUGA:
Sedangkan Museum Agung Mesir yang telah lama tertunda, yang telah dibangun sejak 2005, kemungkinan akan dibuka antara Oktober dan Januari, sebut Issa.
Diketahui, jumlah wisatawan Mesir turun menjadi 3,7 juta pada tahun 2020 selama pandemi COVID-19, dari sekitar 13 juta pada tahun 2019, menurut badan statistik negara Capmas.
Adapun strategi pariwisata baru yang dipimpin oleh Menteri Issa, yang ditunjuk pada Bulan Agustus dalam perombakan kabinet, mencakup lebih dari dua kali lipat jumlah kamar hotel menjadi 300.000, meningkatkan jumlah kursi di pesawat yang terbang, berinvestasi dalam promosi dan meningkatkan pengalaman pengunjung secara keseluruhan, dengan investasi sekitar 30 miliar dolar AS.