Bagikan:

JAKARTA - Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto mengatakan, tak ada yang salah dengan penunjukkan Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai calon tunggal Kapolri. 

Hal ini disampaikannya untuk menanggapi polemik di publik jika Kabareskrim tersebut telah melompati seniornya di Korps Bhayangkara.

Menurutnya, kejadian semacam ini pun pernah terjadi ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengajukan nama Tito Karnavian sebagai Kapolri.

"Kalau dari kami memetik pengalaman Pak Tito dulu, enggak ada masalah. Tunjukkan prestasinya, kinerjanya, kemampuannya, dan semua menerima," kata Benny usai rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 18 Janurai.

Benny mengatakan penunjukkan Listyo sebagai calon tunggal pengganti Idham Azis tentunya sudah dengan pertimbangan yang matang. Salah satunya, adalah menimbang masa pensiun Listyo yang masih akan terjadi beberapa tahun ke depan.

"Saya yakin Bapak Presiden mempertimbangkan itu," tegasnya.

"Kita lihat ini sampai 2024 masa jabatan presiden akan lebih nyaman sampai selesai. Daripada nanti dua tahun ganti lagi, dua tahun ganti lagi," imbuhnya.

Diketahui, sejumlah nama yang lebih senior ketimbang Listyo juga masuk ke dalam daftar yang disodorkan dari Kompolnas kepada Presiden Jokowi.

Salah satunya adalah Wakapolri Gatot Eddy yang merupakan lulusan Akademi Polisi angkatan 1988 atau tiga tahun di atas Listyo.

Namun, berdasarkan Surpres bernomor R-02/Pres/01/2021 yang disampaikan Menteri Sekretaris Negara Pratikno kepada Ketua DPR RI Puan Maharani, Rabu, 13 Januari, Presiden Jokowi justru memilih mantan ajudannya itu sebagai calon tunggal.

"Presiden Joko Widodo telah menyampaikan usulan Pejabat Kapolri kepada DPR RI, atas nama Komjen Listyo Sigit Prabowo, untuk mendapatkan persetujuan DPR,” kata Puan dalam pernyataan resminya beberapa waktu lalu.