Bagikan:

JAKARTA - Badan pengadaan senjata milik negara Korea mengatakan, pihaknya berusaha untuk mencapai kesesuaian tempur KF-21 Boramae "tentatif" pada Mei - enam bulan lebih awal dari yang direncanakan - untuk memulai produksi massal jet tempur yang dikembangkan di dalam negeri tahun depan.

Pesawat tempur generasi 4,5 diharapkan mulai beroperasi pada tahun 2026, tambah Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA).

Sejak penerbangan perdananya pada Juli 2022, empat prototipe KF-21, yang dikembangkan oleh Korea Aerospace Industries (KAI), telah menerbangkan total 142 sorti per 10 Maret, termasuk penerbangan yang mencapai kecepatan supersonik. Itu juga melakukan penerbangan yang sukses dengan radar active electronically scanned array (AESA) canggih yang dipasang awal bulan ini.

DAPA memberi pengarahan kepada anggota parlemen selama sesi Komite Pertahanan Nasional Majelis Nasional tentang rencana pengembangan, termasuk dorongannya untuk menyelesaikan uji kelayakan tempur sementara pada jet pada Bulan Mei mendatang.

Berdasarkan rencana, DAPA akan menandatangani kontrak produksi massal pada semester pertama tahun depan setelah melakukan studi kelayakan produksi dari Mei hingga Agustus tahun ini dan menyelesaikan rencana produksi massal pada Bulan Desember.

"Kami telah memutuskan untuk menyesuaikan jadwal untuk mencapai kesesuaian tempur tentatifnya," katanya dalam sebuah laporan kepada Majelis, dikutip dari Korea Times 15 April.

Skema pengujian sementara telah diperkenalkan untuk memungkinkan pengembang senjata mengamankan anggaran produksi massal, bahkan sebelum prototipe memenuhi semua persyaratan tempur dalam upaya mempercepat proses produksi secara keseluruhan. Tes akan dilakukan oleh Joint Chiefs of Staff.

"Melalui lebih dari 140 uji terbang, kami telah menunjukkan kinerja KF-21 dalam stabilitas penerbangan awal, penerbangan supersonik, akurasi deteksi radar AESA, dan persenjataan," terang DAPA.

DAPA juga mengatakan kepada anggota parlemen, pihaknya berencana untuk menyebarkan pesawat KF-21 pertama pada paruh kedua tahun 2026.

Proyek KF-21, sebelumnya dikenal sebagai KF-X, ditujukan untuk membuat pesawat tempur dengan kemampuan lebih tinggi dari pesawat tempur KF-16, dimulai pada Maret 2001 oleh mendiang Presiden Kim Dae-jung.

Angkatan Udara Negeri Ginseng berencana untuk memesan 120 jet tempur multi-peran canggih pada tahun 2032 untuk menggantikan armada F-4 dan F-5 yang menua di bawah proyek tersebut.

Terkait itu, Korea Selatan dan Indonesia menandatangani kesepakatan pada tahun 2010 untuk bekerja sama dalam proyek tersebut, di mana Jakarta akan mendanai 20 persen dari total biaya pengembangan sebesar 8,8 triliun won, dengan imbalan sejumlah pesawat yang akan diproduksi di sana untuk Angkatan Udara Indonesia serta transfer teknologi.

Seiring dengan radar AESA yang melacak banyak target dengan komponen yang sangat canggih dan efisien, KF-21 menggunakan berbagai teknologi canggih, termasuk sistem pencari dan lacak inframerah yang mendeteksi target terbang rendah yang memancarkan radiasi inframerah, seperti anti- rudal kapal.

Jet tempur itu akan dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara seperti AIM-2000 oleh Diehl yang berbasis di Jerman dan Meteor oleh MBDA Inggris. Selain itu, kemampuan tempur udara-ke-permukaan akan ditambahkan selama fase kedua proyek dari tahun 2026 hingga 2028.