Bagikan:

JAKARTA - Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri merupakan sosok penentu calon presiden (capres) 2024 yang akan diusung koalisi besar.

"Tapi orkestrasinya itu bergantung dua tokoh sebagai king maker. Pertama adalah Pak Jokowi dan kedua adalah Ibu Megawati," ujar Ari dalam diskusi bertajuk "Koalisi Besar untuk Siapa: Ganjar atau Prabowo atau ?", di Jakarta dilansir ANTARA, Jumat, 14 April.

Koalisi besar mewacanakan penggabungan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan PDI Perjuangan. KIB terdiri dari Partai Golkar, PAN, dan PPP.

KKIR beranggotakan Partai Gerindra dan PKB. KIB dan KKIR membuka diri apabila PDI Perjuangan bergabung dalam koalisi besar.

Ari menilai wacana pembentukan koalisi besar sejauh ini masih dalam tahap penjajakan terutama soal siapa sosok capres-cawapres yang akan diusung nantinya. Ia juga tidak menampik sosok yang bakal diusung oleh koalisi besar merupakan keputusan dari para ketua umum partai politik (parpol).

"Ini untuk siapa koalisi besar ini? Yang jelas koalisi besar tidak bisa dilepaskan memang kuasanya ada di ketum-ketum partai politik dari enam partai politik," katanya.

Dia menilai Jokowi dan Megawati akan turut menimbang dan menentukan siapa sosok yang layak untuk maju sebagai capres dari koalisi besar. Ari melihat nama Prabowo dan Ganjar berada pada daftar teratas sebagai kandidat capres.

"Pak Jokowi ingin melampirkan I'm The King Maker, tapi Pak Jokowi tidak ingin melepaskan ikatan politiknya dengan Bu Mega dan tetap ingin mengorkestrasi partai-partai politik yang ada sambil menimbang siapa ini Prabowo atau Ganjar, Ganjar atau Prabowo, Prabowo-Ganjar atau Ganjar Prabowo," katanya.