Bagikan:

JAKARTA - Warganet di media sosial sempat ramai membicarakan anjungan tunai mandiri (ATM) yang menyediakan uang tunai pecahan Rp20 ribu. Dua bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyatakan masih memiliki ATM dengan pecahan Rp20 ribu tersebut.

Corporate Secretary BNI, Meiliana mengatakan, pihaknya mempunyai 104 ATM yang menyediakan pecahan Rp20 ribu. "Sebagian besar ditempatkan di lokasi-lokasi dengan tingkat kebutuhan akan pecahan Rp20 ribu itu tinggi seperti kampus, tempat perbelanjaan, dan kantor-kantor cabang tertentu," ujar Meiliana kepada VOI, Rabu 12 Februari.

Ia menjelaskan, dari 104 ATM pecahan Rp20 ribu itu, sebanyak 12 unit ada di daerah Banten dan sekitarnya, dan 11 ATM di daerah Malang Jawa Timur. Sisanya, kata dia, tersebar di wilayah lain.

Sementara itu, Bank Mandiri menyatakan masih mempunyai 23 unit ATM dengan pecahan Rp20 ribu. ATM tersebut tersebar sebagian besar di premise Bank Mandiri dan wilayah kampus.

"ATM tersebut masih aktif beroperasi mengingat masih ada orang yang menarik tunai berdenom Rp20 ribu di daerah tersebut," ujar Senior Vice President (SVP) Transaction Banking and Retail Sales PT Bank Mandiri, Thomas Wahyudi saat dihubungi VOI, Rabu 12 Februari.

Namun kata dia, saat ini Bank Mandiri mulai mengurangi jumlah ATM berdenom kecil untuk mendukung program Bank Indonesia dalam rangka mengurangi jumlah peredaran uang tunai (Gerakan Nasional Non Tunai).

"Alasan secara teknis sendiri, sebagian besar kondisi uang tunai berdenom kecil cukup banyak yang kurang layak untuk diedarkan melalui ATM di mana mesin ATM hanya dapat memproses uang tunai dalam kondisi baik 60-70 persen," jelasnya.

ATM Mandiri pecahan Rp20 ribu, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. (Aditya Fajar/VOI)

Adapun pertimbangan penempatan ATM, kata Thomas, berdasarkan use case, pertimbangan operasional serta histori transaksi tarik tunai di lokasi tersebut.

Thomas menjelaskan, saat ini layanan distribusi Bank Mandiri telah dilengkapi dengan kemudahan bertransaksi di transaksi di lebih dari 53 ribu jaringan ATM Link, 2.000 ATM setor tarik yang didukung pula oleh jaringan ATM Prima, ATM Bersama, dan Visa/Plus.

Peneliti ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira menyebut, ATM dengan pecahan Rp20 ribu masih sangat dibutuhkan. Lantaran nominal penarikan uang yang terbilang kecil, ATM 20 ribuan ini bisa ditempatkan di sekitar sekolah, pasar, atau kampus. 

"ATM pecahan Rp20 ribu sebagian besar masih dibutuhkan, oleh pelajar, mahasiswa, dan pedagang," kata Bhima saat dihubungi VOI, Senin, 10 Februari. 

Dirinya menyebutkan jika beberapa bank masih mempertahankan ATM 20 ribuan, beberapa di antaranya seperti Bank DKI, BNI dan Bank Mandiri. Meski begitu, keberadaanya tidaklah banyak, karena biasanya bank swasta tidak lagi menyasar pecahan uang dengan nominal kecil.  

"Mereka lebih memilih sasaran nasabah dari kalangan menengah dan atas. Jika dilihat dalam segi kegiatan transaksional, pasar korporat memang kerap bertransaksi dalam nominal besar," ujar Bhima.

Tapi, kata Bhima, ATM pecahan Rp20 ribu masih dilirik oleh kelompok masyarakat rentan miskin (aspiring middle class) yang jumlahnya sekitar 115 juta jiwa di Indonesia. 

"Mereka bukan miskin tapi rentan miskin. Mereka dominannya tidak berada di kota, melainkan di daerah," ungkap Bhima. 

Viralnya ATM pecahan Rp20 ribu ini pertama kali dipublikasikan politisi Partai Demokrat Jansen Sitindaon pada unggahannya di Twitter 30 Januari 2020 lalu. Pantauan VOI, cuitan Jansen di-retweet 198 kali dan jumlah likes 1.300.

Bank DKI Juga Punya

ATM denominasi Rp20 ribu juga dimiliki oleh Bank DKI. Bank milik Pemprov DKI Jakarta tersebut ternyata masih memiliki beberapa mesin ATM dengan denominasi Rp20 ribu, salah satunya berlokasi di Balaikota DKI Jakarta.

"Layanan penarikan uang tunai ATM pecahan Rp20 ribu masih kami sediakan untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat termasuk untuk usia pelajar seperti penerima Kartu Jakarta Pintar maupun Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul. Oleh karena itu, sejumlah ATM dengan pecahan tersebut kami tempatkan di beberapa lokasi segmented seperti di Universitas Pamulang," ujar Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Herry Djufraini.

Per Februari 2020, Bank DKI telah memiliki 1.085 unit mesin ATM yang tersebar di Kantor Layanan Bank DKI, Kantor Pemprov DKI Jakarta, Kantor BUMD, Instansi Swasta dan Rumah Sakit, Fasilitas Umum, Pusat Perbelanjaan, dan Mobil Kas Keliling. ATM Bank DKI juga menyediakan fitur pembayaran tagihan rutin seperti telepon, listrik, produk telekomunikasi, premi asuransi, Pajak Bumi dan Bangunan, dan perpanjangan Pajak Kendaraan Bermotor.

Meskipun menyediakan ATM untuk pecahan Rp20 ribu, Herry tetap menganjurkan untuk melakukan transaksi non-tunai salah satunya dengan menggunakan JakOne Mobile.

Aplikasi yang terdiri dari mobile banking dan mobile wallet ini memiliki sejumlah fitur menarik seperti Bayar Tagihan Semudah Update Status, di mana pembayaran tagihan telepon, tagihan PDAM, token listrik, BPJS Kesehatan, Zakat, Tiket Pesawat atau Kereta Api dan pembayaran tagihan lainnya dapat dilakukan lebih mudah, praktis dan tanpa ribet melalui JakOne Mobile.

Bank DKI juga menawarkan kemudahan bagi nasabahnya lewat JakOne Mobile, antara lain pembayaran pajak PBB dan Pajak Kendaraan Bermotor Tahunan.