Bagikan:

JAKARTA - Direktur Bina Haji Kementerian Agama (Kemenag) Arsad Hidayat mengingatkan ada lima titik kritis yang harus menjadi perhatian para petugas penyelenggara ibadah haji.

Lima titik tersebut, yaitu titik kedatangan jamaah di bandara Madinah dan Jeddah, titik ketibaan jamaah di Makkah dan Madinah, titik di Makkah gelombang I, titik di Arafah, Muzdalifah dan Mina, serta titik saat tawaf Ifadah.

"Saya minta diatur betul semua supaya kondisi jamaah tetap fit bisa menjalankan semua rukun ibadah haji," kata Arsyad dalam keterangannya, Rabu 12 April, disitat Antara.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Liliek Marhaendro Susilo menambahkan, jamaah calon haji harus mempersiapkan kondisi fisik jelang dan selama menunaikan ibadah di Tanah Suci, serta mengatur ritme ibadah sunahnya.

Dia menjelaskan, salah satu cara menjaga kondisi fisik yakni membatasi aktivitas ibadah sunah menjelang puncak haji atau yang dikenal dengan masa Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina).

"Jamaah hendaknya mengurangi aktivitas sunah sebelum perjalanan Masyair agar kondisi fisik saat di Armuzna dalam kondisi baik," kata Liliek.

Liliek mengatakan pengaturan aktivitas itu mesti dilakukan agar jamaah calon haji dapat menunaikan seluruh rangkaian ibadah haji dan meraih kemabruran.

"Periode Armuzna ini seharusnya menjadi puncak kebugaran jamaah bukan puncak kelelahan," katanya.

Liliek melaporkan dalam beberapa tahun terakhir pelaksanaan ibadah haji ada beberapa penyebab kematian tertinggi jamaah, di antaranya, penyakit jantung, paru, dan stroke. Kebanyakan dari mereka teridentifikasi mengalami penyakit tersebut di pemondokan pasca Armuzna.