Jika Koalisi Besar Jadi Terbentuk, PAN Duga Penentuan Capres-Cawapres Final Jelang Pendaftaran ke KPU
Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay bicara sosok calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) apabila koalisi besar gabungan partai politik (parpol) pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) jadi terbentuk.

Saleh menduga finalisasi penetapan nama capres dan cawapres akan memakan waktu lama hingga menjelang pendaftaran pasangan calon (paslon) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sebab menurutnya, tiga parpol teratas yakni PDIP, Gerindra dan Golkar sama-sama mengusulkan kadernya sebagai capres sebagai amanat forum partai.

"Dugaan saya malah nanti ini putusan finalnya bukan sekarang, justru nanti menjelang akhir-akhir penyerahan capres-cawapres ke KPU," ujar Saleh kepada wartawan, dikutip Sabtu, 8 April.

Terkait anggapan soal rumitnya menentukan capres cawapres di Koalisi besar ini, Saleh menyebut bahwa seni mencari kesepakatan bakal diterapkan oleh parpol yang tergabung. Dia meyakini, koalisi besar akan memastikan bahwa tidak ada pihak yang merasa ditinggalkan maupun diturunkan.

"Dalam konteks untuk semua orang tidak merasa ada yang ditinggalkan. Jadi ya mungkin jadi satu partai tertentu tidak jadi mengusung calonnya, lalu bagaimana dia supaya merasa tidak ditinggalkan? Nanti tentu ada pembicaraan khusus terkait itu," jelas Saleh.

Oleh karena itu, lanjut Saleh, pembahasan soal tanggung jawab yang akan diamanahkan, hak, serta penugasan mesti dibicarakan bersama-sama nantinya.

“Ini nanti kan untuk dapat kesepakatan. Ada yang ditinggikan seranting dan ada yang dimajukan selangkah, tapi tidak ada yang diturunkan, tidak ada juga yang disuruh mundur. Itulah yang namanya mencari kesepakatan untuk tetap bersama," lanjut Ketua Fraksi PAN di DPR itu.

Kendati demikian, Saleh menegaskan, hingga saat ini belum ada pembicaraan soal sosok capres dari lima ketua umum parpol. Meskipun kata dia, Ketum Gerindra Prabowo Subianto paling berpeluang dimajukan sebagai capres lewat koalisi besar ini karena elektabilitasnya.

"Kemarin pembicaraannya belum bahasanya gitu, belum memfinalisasi satu nama. Bukan berarti kan, peluangnya Pak Prabowo untuk tetap didukung itu ada pastinya, karena Pak Prabowo kan saya lihat surveinya lumayan bagus ya, kalau dia surveinya bagus ya tentu orang rasional dalam konteks ini," kata Saleh.