DKI Vaksinasi COVID-19 Tanpa Anies, RS Siap Tangani Efek Samping Usai Penyuntikan
Vaksin COVID-19 dari PT Biofarma yang telah sampai di Lampung sedang dipindahkan ke ruang penyimpanan yang dijaga ketat oleh kepolisian. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Bagikan:

JAKARTA - Hari ini, Provinsi DKI Jakarta menggelar seremoni penyuntikan vaksin COVID-19 kepada 21 tokoh. Namun, tidak ada nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam daftar tokoh tersebut. Nama Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria juga tak termasuk.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti menjelaskan, Anies dan Riza tidak masuk dalam prioritas vaksin tahap pertama menggunakan merek Sinovac saat ini karena mereka pernah terkonfirmasi positif COVID-19.

"Untuk di Jakarta, karena beliau (Anies dan Riza) metupakan penyintas (COVID-19), bukan jadi sasaran vaksinasi saat ini," kata Widyastuti saat dihubungi, Selasa, 12 Januari.

Widyastuti tidak merinci siapa nama-nama tokoh yang akan divaksin hari ini. Yang jelas, kata dia, tokoh tersebut akan tetap dilakukan penapisan terlebih dahulu untuk memastikan mereka dapat divaksin atau tidak.

"Tanggal 15 Januari sekitar 21 orang akan dilakukan penyuntikan. 21 orang tersebut merupakan perwakilan organisasi, organisasi profesi, tokoh agama, hingga pejabat publik," tutur Widyastuti, Kamis, 14 Januari.

Salah satu tokoh yang semula direncanakan untuk divaksin adalah Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi. Namun, Prasetio mengakui dirinya dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk divaksin pada tahap ini, berdasarkan hasil asesmen kesehatan.

"Bukan karena usia atau pernah dinyatakan positif Covid-19, tetapi saya termasuk golongan komorbid yang tidak dapat diberikan vaksin. Setelah melalui uji klinis dan analisis ketat pemberian vaksin pada seseorang komorbid, insyaallah saya siap menerima vaksin Covid-19 pada tahap selanjutnya," kata Prasetyo lewat akun Instagram @prasetyoedimarsudi.

Fasilitas kesehatan disiapkan

Setelah memulai vaksinasi kepada tenaga kesehatan sejak Kamis, 14 Januari kemarin, Pemprov DKI juga tengah menyiapkan 21 rumah sakit rujukan untuk menangani kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) atau efek samping vaksinasi COVID-19 di Jakarta.

Kepala Dinas Kesehatan DKI, Widyastuti menyebut persiapan fasilitas kesehatan ini dilakukan bersama Komite Daerah Pengkajian dan Penanggulangan (Komda PP).

"Kami telah mempersiapkan tim untuk melakukan monitoring dampak pascavaksinasi di setiap tingkatan administrasi. Selain itu, telah disiapkan 21 rumah sakit rujukan KIPI vaksinasi COVID-19 jika dibutuhkan perawatan akibat KIPI," ungkap Widyastuti.

KIPI adalah reaksi pada tubuh seseorang yang muncul setelah menerima penyuntikan vaksinasi. Gejalanya bervariasi. Gejala ringan yang bersifat lokal berupa rasa nyeri, kemerahan, hingga pembengkakan di area tubuh yang dilakukan penyuntikan. Sementara, gejala ringan yang sistemik bisa berupa demam, sakit kepala, lemas, atau rasa tidak enak badan. 

Sementara, gejala KIPI berat juga bisa terjadi namun cenderung langka. Hal ini pada umumnya disebabkan oleh respons sistem imun seperti alergi terhadap vaksin.  Gejalanya berupa penurunan trombosit, kejang, dan hipotonia. Tapi, gejala KIPI berat dapat sembuh secara total tanpa adanya dampak jangka panjang.

"Saat ini sedang proses membuat Surat Keputusan Gubernur, Komda PP KIPI provinsi, dan Kelompok Kerja Pengkajian PP KIPI wilayah," ucap dia.

Provinsi DKI Jakarta telah menerima Vaksin Sinovac dari PT Biofarma sejak 4 Januari 2021 sebanyak 39.200 vial, lalu tanggal 7 Januari sebanyak 39.200 vial, dan pada 11 Januari sebanyak 41.640 vial, yang disimpan di Cold Room Gudang Vaksin Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.

DKI telah memulai vaksinasi tahap 1 termin I dengan sasaran tenaga kesehatan. Sasaran vaksinasi tahap 1 berjumlah 131.000 orang di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di DKI Jakarta, berdasarkan data di website SI-SDMK per tanggal 11 Januari 2021. 

Namun data tersebut bersifat dinamis. Sebab, dosis vaksin yang diterima DKI pada tahap 1 baru sebanyak 120.040 vial. Vaksin tersebut hanya untuk 60.000 nakes, 

"Jumlah tersebut masih kurang karena data nakes dan penunjang di DKI Jakarta yang tercatat sebanyak 131.000 orang, berdasarkan data SI-SDMK per tanggal 11 Januari 2021," tutur Widyastuti.

"Kita harus pastikan logistik yang ada bisa mengamankan 2 dosis untuk 1 orang dulu. Karena vaksin diberikan 2 dosis (2 kali) selang 14 hari," tambahnya.

Terdapat 488 fasilitas kesehatan (faskes) di DKI Jakarta yang telah didaftarkan P-Care BPJS sebagai pelaksana imunisasi COVID-19, sesuai persyaratan yang telah ditetapkan.

Adapun jumlah vaksinator yang telah tersedia di lima Wilayah Kota dan Kabupaten Provinsi DKI Jakarta saat ini sebanyak 1.500 vaksinator dengan sasaran per hari 19.741 target vaksin per hari. Pemerintah juga telah memberikan pelatihan bagi Vaksinator COVID-19 dengan total peserta sebanyak 2.325 orang.