Bagikan:

BANJARNEGARA - Kepolisian Resor Banjarnegara, Jawa Tengah, membuka posko layanan pengaduan orang hilang terkait dengan perkara pembunuhan berencana yang dilakukan oleh TH (Slamet Tohari) alias Mbah Slamet (45).

"Di sini ada nomor yang bisa dihubungi oleh saudara-saudara kita yang merasa kehilangan keluarganya dan pernah berhubungan dengan saudara Tohari atau Mbah Slamet, ini nomornya 082326444401," kata Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto saat konferensi pers pembukaan posko dilansir ANTARA, Rabu, 5 April.

Menurut dia, nomor layanan pengaduan tersebut dapat dihubungi secara langsung melalui telepon seluler maupun aplikasi perpesanan WhatsApp.

Dijelaskan dari 12 jenazah korban pembunuhan berencana yang ditemukan, satu jenazah yang telah teridentifikasi atas nama Paryanto (PO), warga Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Sementara dua jenazah yang ditemukan pada hari Selasa (4/4) diakui oleh tersangka sebagai korban atas nama Irsad beserta istrinya yang berasal dari Lampung.

"Kami tadi malam juga mendapatkan informasi dari warga Pesawaran, Lampung, bahwa saudaranya telah hilang, yaitu atas nama saudara Irsad dan yang perempuan kebetulan istrinya bernama Wahyu Tri Ningsih. Pihak keluarga telah mengirim foto Irsad beserta istri," jelasnya.

Dia mengatakan foto-foto tersebut telah ditunjukkan kepada tersangka dan yang bersangkutan mengiyakan bahwa mereka adalah dua orang yang telah dibunuhnya.

Dengan demikian dari 12 jenazah tersebut, kata dia, baru tiga jenazah yang telah teridentifikasi, yakni Paryanto yang jenazahnya sudah dipulangkan ke Sukabumi, dan Irsad beserta istrinya.

"Mudah-mudahan keluarga dari Pak Irsad dan Ibu Wahyu Tri Ningsih ini bisa membawa identitas lainnya, nanti akan kami cross check sama post mortem yang sudah didapatkan oleh DVI Dokkes Polda Jawa Tengah," katanya.

Dalam hal ini, kata dia, ante mortem dari pihak keluarga akan dicek kesesuaiannya dengan post mortem korban.

Jika hasilnya ada kesesuaian, lanjut dia, jenazah tersebut akan diserahkan kepada keluarganya.

"Kami tidak bisa hanya sekadar menyerahkan mayat saja tanpa adanya ante mortem, enggak akan kami serahkan," tegasnya.

Berdasarkan pengakuan tersangka, kata dia, sebagian besar barang-barang milik korban seperti kartu tanda penduduk (KTP) telah dibakar sebagai upaya untuk menghilangkan jejak.

Karena jumlah korban yang diingat tersangka untuk sementara hanya 12 orang, lanjut dia, pihaknya saat ini tidak melakukan pencarian korban melainkan fokus terhadap pencarian identitas jenazah yang telah diautopsi.

"Saat ini tersangka kami keler ke wilayah Pekalongan. Nanti akan kami informasikan lebih lanjut apa hasilnya nanti," kata Kapolres.

Berdasarkan jejak digital, Tohari diketahui merupakan residivis kasus uang palsu di Pekalongan pada tahun 2019 dan beberapa tahun sebelumnya juga terlibat kasus serupa.

Akan tetapi, kata dia, keberadaan Tohari di Pekalongan saat ini bukan dalam kaitannya dengan uang palsu melainkan berkaitan dengan kasus pembunuhan berencana.