JAKARTA - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada Hari Selasa mengatakan, Beijing telah menyatakan keprihatinannya mengenai kegiatan-kegiatan energi yang dilakukan oleh perusahaan negara Malaysia, Petronas, di Laut Cina Selatan, meskipun Kuala Lumpur yakin bahwa proyek-proyek tersebut berada di wilayahnya.
Pernyataan PM Anwar muncul setelah ia membuka pintu negosiasi dengan China pada awal minggu ini, sebagai tanda meningkatnya tekanan pada operasi energi Malaysia di perairan yang diklaim oleh Beijing sebagai wilayahnya.
Petronas mengoperasikan ladang minyak dan gas di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) 200 mil Malaysia. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah beberapa kali berhadapan dengan kapal-kapal China.
Beijing khawatir "Petronas telah melakukan aktivitas besar di wilayah yang juga diklaim oleh China," kata PM Anwar, menanggapi pertanyaan parlemen tentang diskusi terkait Laut Cina Selatan selama kunjungannya ke China minggu lalu.
"Saya menekankan ... bahwa Malaysia melihat wilayah tersebut sebagai wilayah Malaysia, sehingga Petronas akan melanjutkan kegiatan eksplorasinya di sana," kata Anwar, tanpa menyebutkan proyek lepas pantai atau lokasinya, melansir Reuters 4 April.
Namun, Malaysia terbuka untuk negosiasi "jika China merasa ini adalah hak mereka", kata PM Anwar, menambahkan blok Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menilai klaim yang tumpang tindih harus diselesaikan dengan negosiasi.
Diketahui, China mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut Cina Selatan, yang dilalui oleh sekitar 3 triliun dolar AS perdagangan melalui kapal setiap tahunnya. Di sisi lain, Malaysia, Brunei, Filipina, Taiwan dan Vietnam memiliki beberapa klaim yang tumpang tindih.
China mengklaim wilayahnya melalui "sembilan garis putus-putus" di peta-peta mereka, yang memotong ZEE Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei dan Indonesia. Namun, Pengadilan Arbitrase Permanen pada tahun 2016 memutuskan bahwa garis putus-putus, yang membentang sejauh 1.500 km di lepas pantai Tiongkok, tidak memiliki dasar hukum.
Sebuah lembaga think tank Amerika Serikat, Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI) pekan lalu mengatakan, sebuah kapal penjaga pantai Tiongkok selama sebulan terakhir beroperasi di dekat pengembangan gas Kasawari milik Petronas di Negara Bagian Sarawak, Malaysia, dan berada sedekat 1,5 mil dari proyek tersebut. Sebuah kapal angkatan laut Malaysia juga berada di daerah itu, kata AMTI.
Ladang Kasawari memiliki sekitar 3 triliun kaki kubik cadangan gas dan diperkirakan akan mulai berproduksi tahun ini.
BACA JUGA:
Terpisah, Kementerian Luar Negeri China pada Hari Senin mengatakan mereka tidak mengetahui insiden spesifik tersebut, tetapi mengatakan bahwa perilaku penjaga pantai China tidak dapat dicela.
Sementara, PM Anwar dalam komentarnya di parlemen mengatakan, China percaya bahwa kapal-kapalnya berada di perairan internasional.
Kementerian Luar Negeri Malaysia akan mengeluarkan nota protes jika terjadi "tabrakan" antara kapal Malaysia dan China di sana, sebut PM Anwar.