JAKARTA - Isu mengenai rencana pembentukan koalisi besar antara Golkar-PAN-PPP dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan Gerindra-PKB dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menguat dalam acara silaturahmi Ramadan yang dihadiri para ketua umum partai tersebut.
Bahkan, dalam pertemuan yang digelar lima ketum partai di Kantor DPP PAN pada hari ini juga melibatkan Presiden Joko Widodo. Usai acara, Jokowi buka suara soal peluang penggabungan KIB dan KKIR dalam Pemilu 2024.
"(Penggabungan KIB dan KKIR) cocok," jawab Jokowi saat ditanya usai pertemuan di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Minggu, 2 April.
Namun, Jokowi enggan membeberkan lebih lanjut terkait isi pembahasan pembentukan koalisi besar tersebut.
"Yang berbicara itu ketua-ketua partai. Saya bagian mendengarkan saja. Saya hanya bilang cocok. Terserah kepada ketua-ketua partai atau gabungan ketua partai. Untuk kebaikan negara untuk kebaikan bangsa untuk rakyat, hal yang berkaitan bisa dimusyawarahkan, itu akan lebih baik," lanjut Jokowi.
Sementara itu, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto membenarkan adanya pembahasan koalisi besar yang menggabungkan KIB dengan KKIR pada pertemuan ini.
"Ada. Ternyata ada. Jadi kita merasa ada frekuensi yang sama, ya. Ada kecocokan dan kalau dilihat, pimpinan partai kita sudah masuk, Pak Cak Imin ya, kita sudah masuk timnya Pak Jokowi sebetulnya sekarang," ungkap Prabowo.
Namun, Prabowo mengaku belum ada pembicaraan lebih lanjut mengenai kepastian penggabungan KIB dan KKIR untuk Pilpres 2024. Begitu pula halnya dengan penentuan capres-cawapres.
"Nanti kita lihat prosesnya. Tapi yang pasti akan intens. (Soal capres-cawapres) kita belum bicara ke arah itu," imbuhnya.