Cerita Listyo Sigit saat Menjadi Ajudan Presiden Jokowi
Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo (Foto: humas.polri.go.id)

Bagikan:

JAKARTA - DPR RI menerima Surat Presiden tentang nama calon Kepala Kepolisian Republik Indonesia atas nama Listyo Sigit.

Melalui Surpres bernomor: R-02/Pres/01/2021 yang disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajukan nama Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai calon Kapolri pengganti Idham Azis.

Listyo lekat namanya dengan Presiden Jokowi. Sebab, dia pernah menjadi ajudan Presiden Jokowi pada 2014.

Listyo sempat membagikan momen saat dirinya ditawari menjadi ajudan Presiden Jokowi. Dia menceritakan itu ketika dia ditunjuk jadi Kabareskrim menggantikan Komjen Idham Aziz pada Desember 2019.

Dia bercerita, tawaran menjadi ajudan muncul ketika dia meminta restu ke Jokowi akan menempuh sekolah staf dan pimpinan tinggi Polri.

"Satu bulan saya sekolah, saya minta doa restu beliau (Jokowi, red). Kemudian (Jokowi, red) menawarkan untuk menjadi ajudan," kata Listyo seperti dikutip dari Tempo.

Dia memilih menerima tawaran tersebut. Tapi, meski ditawari oleh langsung Jokowi, Listyo mesti menjalakan sejumlah tes. 

Dia menjalankan tes pertama bersama tiga perwira menengah lainnya, salah satunya adalah Agus Suryonugroho yang menjabat sebagai Kepala Bidang Hukum Polda Kalimantan Timur.

Hasil tes itu tak diumumkan. Sehingga dia sebenarnya tak tahu lolos atau tidak.

Namun, belakangan dia menjalankan seleksi kedua hingga akhirnya bisa menjadi ajudan Presiden Jokowi.

Saat itu, Listyo menjadi ajudan Jokowi yang paling senior. Sebab, dari seluruh ajudan Jokowi, dia berasal dari angkatan 1991 sementara yang lain berasal dari TNI angkatan 1993.

Karier menjadi ajudan Jokowi selama dua tahun. Setelah itu, dia dipromosikan menjadi Kapolda Banten.

Persidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S. Pane mengatakan, kedekatan mereka berdua Listyo menjadi pertimbangan Jokowi memilih Listyo jadi Kapolri. 

"Sepertinya Jokowi lebih mempercayai pengamanannya kepada orang kepercayaannya yang pernah menjadi ajudannya saat pertama kali menjadi Presiden," ucap Neta dalam keterangnnya, Rabu, 13 Januari.

Neta juga menilai, penujukan yang dilakukan Jokowi masih menggunakan pola lama yakni menujuk kader muda. Sebab, jika berkaca pada penujukan terhadap Tito Karnavian saat itu massa baktinya masih cukup lama.

"Pengangkatan Sigit sebagai Kapolri sepertinya mengikuti ala pengangkatan Tito Karnavian sebagai Kapolri yang juga dilakukan presiden Jokowi di awal menjadi presiden. Yakni saat itu Tito adalah kader muda Polri yang masa pensiunnya masih panjang, sekitar enam tahun lagi. Sama halnya dengan Sigit yang baru pensiun di tahun 2027," papar Neta.

Dengan perbandingan itu, Neta menyebut Jokowi menginginkan selama menjabat sebagai presiden dikawal oleh Listyo. Sehingga, menujuknya sebagai calon tunggal Kapolri.

"Dari sini terlihat bahwa Jokowi menginginkan di sepanjang kekuasaannya menjadi Presiden, ia ingin dikawal oleh Sigit sebagai Kapolri," kata dia.