Bagikan:

JAKARTA - Dewan juri di Washington DC, Amerika Serikat (AS) mendakwa seorang pria asal Alabama atas sejumlah dakwaan. Ia mendapat dakwaan setelah truk pickup-nya ditemukan terparkir di depan Gedung Capitol AS penuh dengan senjata.

Tak cuma senjata. Di truk pickup itu juga ditemukan toples berisi bensin dan bahan lain untuk membuat hampir selusin molotov. Mengutip Fox News, Rabu, 13 Januari 2021, pria itu bernama Lonnie Leroy Coffman, berusia 70 tahun.

Ia menghadapi 17 dakwaan terkait senjata, dakwaan paling serius yang diajukan oleh Departemen Kehakiman sejauh ini sehubungan dengan kerusuhan di Gedung Capitol AS. Ketika perusuh menerobos Gedung Capitol pada Rabu, 6 Januari, petugas Kepolisian Capitol AS (USCP) secara bersamaan menanggapi laporan kemungkinan adanya alat peledak di daerah sekitar Capitol.

Dalam proses penyisiran di daerah tersebut, petugas mengamati sebuah gagang yang tampak seperti senjata api di kursi penumpang kanan depan truk pickup merah dengan label Alabama. Kabar itu mengacu pada pengaduan pidana yang diajukan pada Jumat, 8 Januari 2021 oleh Kantor Kejaksaan AS, Distrik Columbia.

Pemeriksaan basis data penegakan hukum dari STNK mengungkap kendaraan itu terdaftar atas nama Lonnie L. Coffman dengan alamat rumah di Falkville, Alabama. Anggota Pasukan Bom USCP kemudian menggeledah kendaraan tersebut dan mengamankan satu pistol, satu senapan serbu M4 Carbine bersama dengan senapan, berbagai amunisi, dan komponen untuk membuat molotov dalam toples.

Coffman berhasil ditangkap saat hendak kembali ke truk pickup-nya, kata pengaduan itu. Dia kemudian digeledah dan terbukti memiliki pistol Smith & Wesson 9mm, pistol model derringer kaliber 22, dan dua set kunci kendaraan yang cocok dengan truk pickup tersebut. Dia ditahan selama akhir pekan.

Setelah ditangkap, Coffman mengaku kepada petugas bahwa toples tersebut berisi styrofoam cair dan bensin. Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak (ATF) menjelaskan bahwa kombinasi styrofoam cair dan bensin adalah campuran bahan peledak yang memiliki efek yang mudah terbakar.

Berbeda dengan terdakwa lain yang didakwa oleh Departemen Kehakiman pada Selasa 12 Januari 2021, Coffman tidak dituduh menerobos Gedung Capitol AS dalam aksi yang dilakukan pada 6 Januari. Dewan juri di Washington DC mendakwa orang kedua, Mark Jefferson Leffingwell, untuk tujuh dakwaan terkait dengan kekerasan di dalam Gedung Capitol.

Juga pada hari di mana Gedung Capitol diserbu, dua bom pipa ditemukan di kantor komite nasional Partai Republik dan Demokrat di Washington DC. Pada Senin 10 Januari, FBI merilis foto pengawasan baru dari tersangka yang diduga bertanggung jawab atas penempatan bom tersebut. Gambar tersebut menunjukkan seseorang dengan hoodie dan penutup wajah, mengenakan sarung tangan dan membawa tas punggung berwarna gelap.

Protes yang liar

Pada Rabu, 6 Januari 2021, massa pro-Donald Trump menyerbu Gedung Capitol AS untuk menghentikan penghitungan suara electoral college yang dimenangi oleh Joe Biden. Tindakan tersebut dilakukan setelah massa dipanas-panasi oleh Trump.

"Hadirlah, akan menjadi sangat liar!" kata Trump lewat akun Twitternya yang menggembar-gemborkan penyerbuan tersebut.

Pendukung lain dari unjuk rasa 6 Januari itu adalah Turning Point Action, komite aksi politik dari Turning Point USA, sebuah kelompok kampus sayap kanan yang dipimpin oleh aktivis Charlie Kirk. Juru bicara Turning Point Andrew Kolvet mengatakan organisasi tersebut menambahkan namanya ke acara tersebut setelah Natal atas permintaan Women for America First. 

“Kami tidak mengatur acara tersebut. Kami hanya seperti membantu mahasiswa menghadiri rapat umum dan bukan pawai,” kata Kolvet.

Turning Point Action mengirim tujuh bus yang membawa 350 orang ke unjuk rasa pada 6 Januari itu, kata Kolvet. Organisasi tersebut, katanya, "mengutuk kekerasan politik."