MUKOMUKO - Bupati Mukomuko Sapuan mendukung warga melakukan tradisi 'Mandi Balimau' di sejumlah sungai di daerah itu sebagai simbol pembersihan diri dari kesalahan menjelang puasa Ramadan.
"Terus terang kami pemerintah daerah mendukung tradisi ini, kenapa tidak, paling tidak membersihkan diri kita karena hari esok menghadapi Ramadan," kata Sapuan di Mukomuko, Provinsi Bengkulu, Antara, Selasa, 21 Maret.
Ia mengatakan 'Mandi Balimau' suatu tradisi, adat istiadat, budaya, serta kearifan lokal masyarakat di daerah ini. Karena "Mandi Balimau" sebagai adat istiadat, budaya, dan kearifan lokal masyarakat sehingga pemerintah daerah setempat mendukung kegiatan tersebut.
Meski demikian dalam pelaksanaan 'Mandi Balimau' di tempat terbuka seperti sungai, sebaiknya antara laki-laki dan perempuan dipisah tempatnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mukomuko Widodo menilai Mandi Balimau memiliki niat dan pelajaran yang bagus supaya sebelum puasa membersihkan diri.
Hanya saja, kata dia, teknis di lapangan tidak memperhatikan norma tertentu atau bercampur-baur antara laki-laki dan perempuan di satu lokasi atau sungai.
"Bercampur antara laki-laki dan perempuan yang tidak bagus dilakukan, maka ke depan harus diperbaiki, namun niat 'Mandi Balimau' membersihkan diri sebelum puasa," ujarnya.
Kabag Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten Mukomuko Amri Kurniadi mengatakan ada berbagai tradisi masyarakat menjelang bulan Ramadan, salah satunya 'Mandi Balimau', doa masuk puasa, ziarah kubur, dan mengantar limau kepada mertua.
BACA JUGA:
Ia mengatakan sampai sekarang berbagai tradisi menjelang bulan Ramadan masih dipertahankan masyarakat.
Namun saat ini jumlah warga di daerah ini, terutama di Kecamatan Kota Mukomuko yang melakukan tradisi ini, tidak sebanyak pada masa lampau.