Bagikan:

KUDUS - Sebagai anggota Walisongo paling muda, Sunan Muria dikenal memiliki cara dakwah yang berbeda dari pendahulunya. Selain menggunakan kesenian, seperti ayahnya yakni Sunan Kalijaga, Sunan Muria juga memiliki cara lain yaitu dengan mengajak merawat lingkungan. Cara itulah yang membuat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sangat terkesan dengan waliyullah yang makamnya terletak di atas bukit Muria ini.

"Maka spirit konservasi yang diwariskan Sunan Muria ini mesti kita lestarikan. Apalagi di kawasan makam beliau ini dikelilingi hutan. Maka mari jaga bersama-sama," kata Ganjar usai ziarah di makam Sunan Muria, Minggu 19 Maret.

Akulturasi

Karena ajakan-ajakannya di seputar lingkungan, membuat Sunan Muria mudah diterima masyarakat awam. Bahkan masyarakat awam waktu itu semakin cinta dengan Sunan Muria karena beliau sangat cerdik dalam melakukan akulturasi.

Usai berziarah ke makam Sunan Muria, Ganjar Pranowo menyapa peziarah yang hadir. (IST)
Usai berziarah ke makam Sunan Muria, Ganjar Pranowo menyapa peziarah yang hadir. (IST)

Kenduri, misalnya. Jika masyarakat waktu itu suka pesta waktu mendapat rezeki berlebih, dengan cara makan besar dan mabuk-mabukan, maka oleh Sunan Muria kebiasaan itu perlahan diganti isiannya. Bukan lagi makan dan mabuk-mabukan, tetapi menjadi makan-makan dan berdoa atau ngaji bersama.

"Beliau menghargai kebiasaan lama yang baik, sekaligus menghadirkan perkara baru yang lebih baik," kata Ganjar.

Artinya, kata Ganjar Pranowo, untuk menyelesaikan persoalan tidak baik dengan baik-baik pasti ada caranya. Termasuk cara beliau dengan menghadirkan tetembangan, maupun membuka pertunjukan wayang. Oleh karena itu, Sunan Muria sampai saat ini masih dicintai masyarakat.

"Bahkan makamnya yang berada di puncak bukit seperti ini masih dikunjungi ribuan orang setiap hari," kata Ganjar.

Sebelum ziarah di makam Sunan Muria, Ganjar Pranowo terlebih dahulu ziarah ke makam Sunan Kalijaga dan raja-raja Demak. Sementara pada hari sebelumnya, dia ziarah ke makam Sunan Ampel, Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik, berlanjut ke Sunan Giri, Sunan Drajat dan Sunan Bonang. Dari rangkaian nyadran Walisongo itu, Ganjar akan melanjutkan ziarah ke makam Sunan Gunungjati di Cirebon lalu nyekar ke makam orangtuanya.