BMKG Minta Warga Warga NTB Waspadai Musim Kemarau Mulai Akhir Maret dan April 2023
Ilustrasi kemarau di NTB (ANTARA)

Bagikan:

PRAYA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan awal musim kemarau 2023 di Nusa Tenggara Barat (NTB) diperkirakan terjadi pada akhir Maret dan April.

"Awal musim kemarau 2023 di diperkirakan terjadi bulan Maret dasarian II, meliputi Kota Bima, sebagian Kabupaten Bima bagian tengah, selatan, dan timur," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I BMKG NTB Nuga Putrantijo di Mataram, Jumat.

Sedangkan bulan April dasarian I meliputi Lombok Timur bagian tengah, utara dan timur, dan sebagian kecil Lombok Tengah bagian selatan dan timur, serta sebagian kecil Lombok Barat bagian utara dan tengah, sebagian kecil Lombok Timur bagian barat dan selatan.

Kemudian di sebagian kecil Sumbawa bagian barat, timur dan utara, Sumbawa Barat, bagian barat, selatan. Selanjutnya sebagian kecil Dompu bagian tengah, selatan, dan timur.

"Sebagian kecil Bima atas bagian selatan, sebagian kecil Dompu bagian utara dan Bima bawah bagian utara dan timur, selatan dan tengah," katanya.

Pada bulan April dasarian II meliputi sebagian kecil Lombok Utara bagian tengah, sebagian kecil Lombok Barat bagian timur, sebagian Lombok Tengah bagian tengah dan selatan, sebagian Lombok Barat bagian selatan.

Sebagian Sumbawa bagian utara, selatan dan tengah, sebagian kecil Sumbawa Barat bagian timur dan utara, sebagian kecil Dompu bagian selatan, sebagian kecil Dompu bagian utara, dan sebagian Bima atas bagian tengah dan utara

Fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) menunjukkan pada kategori positif dan diprakirakan akan berlangsung hingga pertengahan tahun. Angin monsun Australia diprediksi akan mulai aktif memasuki wilayah Indonesia pada bulan Maret – April 2023.

"Kondisi suhu muka air laut di perairan wilayah Nusa Tenggara Barat saat ini terpantau dalam kondisi netral dan diprediksi menghangat hingga bulan September 2023," katanya.

Pada periode peralihan musim perlu diwaspadai potensi cuaca ekstrem seperti panas yang meningkat, kekeringan, dan angin kencang, yang dapat terjadi secara tiba-tiba.

"Pemerintah daerah dan masyarakat di daerah rawan kekeringan dan kesulitan air bersih diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan pada saat periode puncak musim kemarau, terutama di wilayah yang sering mengalami kekeringan," katanya.